Jakarta, Aktual.com — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total emisi surat utang atau obligasi dan sukuk selama tahun 2015 sebanyak 30 emisi dari 26 emiten senilai Rp37,75 triliun.

Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Group BEI, I Gede Nyoman Yetna dalam keterbukan informasi di Jakarta, Selasa (30/6) mengemukakan bahwa jumlah itu bertambah seiring dengan dicatatnya obligasi subordinasi berkelanjutan II Bank Bukopin tahap I tahun 2015.

Dijelaskan, obligasi obligasi subordinasi berkelanjutan II Bank Bukopin tahap I tahun 2015 itu dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp400 miliar dengan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi itu adalah id A- (single A minus) dengan outlook stabil.

“Sementara bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi itu adalah PT Bank Mandiri Tbk,” paparnya.

Dipaparkan, dengan pencatatan obligasi Bank Bukopin Tbk itu maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 269 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp240,87 triliun dan 100 juta dolar AS, diterbitkan oleh 103 emiten.

Sementara surat berharga negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 94 seri dengan nilai nominal Rp1.356,43 triliun dan 540 juta dolar AS. Serta lima Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp2,71 triliun.

Sebelumnya, Direktur PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Wahyu Trenggono mengatakan bahwa pasar surat utang di Indonesia tidak terlalu terpengaruh oleh krisis utang di Yunani dikarenakan fundamental ekonomi domestik yang relatif masih stabil.

“Ada perbedaan fundamental ekonomi. Yunani dengan ekonomi yang keropos dibandingkan Indonesia dengan fundamental yang relatif lebih kuat dan masih memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi,” katanya.

Ia menambahkan bahwa Indonesia juga relatif terlindungi oleh peningkatan peringkat dari Standard & Poors (S&P) dari sebelumnya stabil menjadi positif pada beberapa waktu lalu. Dukungan fundamental ekonomi dan peringkat itu dinilai cukup untuk menjadi penahan atas dampak yang terjadi di Yunani saat ini.

“Dua hal itu dapat menjadi pegangan investor sehingga mereka masih percaya bahwa surat utang Indonesia masih aman dan menarik karena masih menawarkan return yang cukup tinggi,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka