Jakarta, Aktual.com — Bareskrim Polri menggandeng pihak Kepolisian Eropa (Europol) yang terdiri dari tujuh negara untuk menanggulangi kejahatan transaksional, khususnya pembobolan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dengan teknik skimming.
Tujuh orang pihak Europol yang mendatangi Bareskrim Polri untuk melakukan rapat bersama Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dirtipideksus), Bareskrim Polri , Brigjen Viktor Edi Simanjuntak.
“Tadi kita membahas mengenai bagaimana mereka (pihak Europol) melakukan penanggulangan atau pencegahan kejahatan skimming ini di Uni Eropa,” kata Victor di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (2/7).
Victor menjelaskan, dalam rapat tersebut pihaknya mengundang tujuh pihak perbankan yang mewakili pengguna ATM di Indonesia. Melalui rapat, kata Viktor, pihak Europol mengungkapkan teknik yang mereka lakukan adalah dengan menggunakan sistem chip (kartu berdata), pada kartu ATM serta membatasi penggunaan kartu tersebut di negaranya.
“Kalau warga mereka keluar dari negaranya maka harus segera melaporkan kepada pihak bank, sehingga pihak bank bisa melakukan pengamanan terhadap kartu ATM,” jelasnya.
Selain itu, dalam tiga tahun terakhir ada 5500 kasus skimming di seluruh dunia. Berdasarkan data, tercatat di Indonesia terdapat 1549 kasus yang artinya sepertiga dari keseluruhan.
“Ini merupakan satu perhatian bagi mereka kenapa terjdi di Indonesia. Polri sudah mengungkap tiga kasus, yaitu pada Februari 2014 dengan pelaku komplotan dari Malaysia, lalu Mei 2014 meringkus kelompok dari Srilanka, dan terakhir menangkap pelaku dari Bulgaria,” beber Viktor.
Sementara dalam kesempatan yang sama seorang pihak Europol yang hadir, Jozsef Habenicht mengaku antusias dapat bekerjasama dengan Polri dalam menangani kasus ini.
“Kami sangat senang bisa membantu kepolisian Indonesia dan kami tahu masalahnya. Ini bukan hanya di Indonesia, kami juga ingin membantu negara di Asia Tenggara,” kata Jozsef.
Menurutnya, pihak kepolisian Indonesia dan Uni Eropa memiliki kemampuan yang baik untuk saling membantu mengusut tuntas kejahatan perbankan ini. “Kami bisa menggabungkan kemampuan kami dan mengupayakan bersama,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby