Jakarta, Aktual.com — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (2/7) sore bergerak melemah sebesar 50 poin menjadi Rp13.330 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.280 per dolar AS.
“Rupiah bergerak melemah terhadap dolar AS bersamaan dengan mata uang di kawasan Asia. Perhatian pasar tertuju pada data penggajian non pertanian (non farm payrolls/NFP) Amerika Serikat setelah Automatic Data Processing (ADP) merilis data tenaga kerja lebih baik dari ekspektasi,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta.
Ia mengemukakan bahwa ADP merilis angka 237.000 untuk penambahan jumlah tenaga kerja di AS selama Juni. Jumlah tersebut lebih besar dari ekspektasi ekonom yang sebanyak 219.000 tenaga kerja.
“Data yang dirilis ADP itu memberikan optimisme untuk data NFP Amerika Serikat yang akan dirilis malam ini,” katanya.
Membaiknya tenaga kerja Amerika Serikat itu, lanjut dia, dapat menimbulkan spekulasi di pasar keuangan bahwa bank sentral AS (the Fed) akan menaikan suku bunga di bulan September nanti.
Ia menambahkan bahwa data lain yang turut mendongkrak kinerja dolar AS yakni aktivitas manufaktur Amerika Serikat yang meningkatkan ekspansi di bulan Juni.
“Hasil data ekonomi Amerika Serikat yang bagus maka dolar AS bisa terdorong menguat lebih tinggi ke depannya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan bahwa realisasi inflasi Juni 2015 yang lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi historis di bulan puasa pada tahun-tahun sebelumnya cukup mampu menahan tekanan rupiah lebih dalam.
“Sentimen inflasi yang tidak terlalu tinggi itu mengimbangi sentimen eksternal,” katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (2/7) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.337 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.331 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh: