Jakarta, Aktual.co — Harga minyak dunia kembali mengalami kenaikan, setelah Arab Saudi bersama sekutunya memutuskan melanjutkan serangan militer ke Yaman. Hal ini semakin meningkatkan kekhawatiran keamanan pasokan minyak dari Timur Tengah.  

Pada perdagangan Kamis (23/4) waktu New York (atau Jumat dinihari WIB), harga minyak mentah AS ditutup naik US$1,58 atau 2,8 persen menjadi US$58,02 per barel. Sepanjang perdagangan harga minyak sempat menyentuh level tertinggi di tahun ini, yakni US$ 58,41 per barel.

“Meningkatnya ketegangan geopolitik di Yaman mendorong penguatan harga minyak,” kata analis senior di Tradition Energy, Gene McGillian, demikian dilansir dari Reuteurs, Jumat (24/4).

Sementara itu, harga minyak jenis Brent yang menjadi patokan global menguat US$2,12 atau 3,3 persen pada US$64,85 per barel. Selain itu, harga Gasoline (bensin) AS pada bulan depan ditutup naik tujuh sen atau empat persen, setelah mencapai ‘intraday’ tinggi di atas US$2 per galon.

Untuk diketahui, pesawat-pesawat tempur dari koalisi Saudi menyerang pangkalan militer di Yaman, padahal dua hari sebelumnya Arab Saudi telah mengumumkan akan menghentikan serangan.

Harga minyak telah meningkat sebanyak US$10 di bulan ini karena kekhawatiran tentang pasokan Timur Tengah dan tanda-tanda permintaan global yang lebih kuat, terutama untuk bahan bakar otomotif.

Namun sejauh ini, pasokan minyak mentah dunia masih melimpah dan perkiraan terbaru produksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) hampir mencapai dua juta barel per hari di atas permintaan minyak pada semester pertama tahun ini.

Artikel ini ditulis oleh: