Surabaya, Aktual.com – Penyeberangan di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk (Banyuwangi-Bali) dan pelabuhan Merak-Bakahuni terancam ‘overload’.
Menyusul instruksi mendadak dari Menteri Perhubungan Ignatius Jonan yang dengan menurunkan harga tarif angkutan kapal pada puncak mudik.
Ketua DPD Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Jatim, Khoiri Soetomo, menganggap usulan yang dilontarkan Jonan tidak tepat waktunya.
“Yang dilakukan pemerintah mungkin menurunkan harga. Tetapi momen tersebut tidak tepat. Pelayanan akan tidak bisa tercapai.” ujar dia, di Surabaya, Senin (6/7).
Khoiri membeberkan, berdasarkan tahun-tahun sebelumnya, dua penyeberangan tersebut selalu terjadi overload pada saat H-4 sampai H-1 Lebaran terutama pada malam hari.
Oleh sebab itu, gagasdap beserta ASDP setempat, memberikan usulan kepada pemerintah agar menaikkan tarif pada malam hari saat H-4 sampai H-1.
Tujuannya agar tidak terjadi penumpukan pada malam hari, lebih-lebih pemudik bisa diharapkan berangkat sebelum H-4 untuk menghindari kenaikan tarif.
“Pak menteri setuju dengan dua tarif. Tetapi, usulannya berbeda. Yakni, tarif malam tetap, tetapi tarif siang hari malah diturunkan. Padahal usulan kami, siang tetap, malam dinaikkan” lanjutnya.
Jika usulan menteri diterapkan, maka dampaknya, pemudik justru akan berbondong-bondong pada H-4 untuk melakukan penyebrangan. Dengan demikian, pelayanan tidak akan bisa maksimal karena tidak bisa mengurai penumpukan.
Gagasdap sudah berupaya mengkonfirmasi, namun tetap Menhub memaksakan pemberlakuan dua tarif versinya.
“Kalau pak menteri tetap ngotot, maka kami tidak akan melaksanakan. Kami akan tetap memakai patokan seperti tahun sebelumnya, yakni tidak ada kenaikan atau penurunan tarif. Sebab, kalau diturukan tarifnya, kami merugi. Dan lebih baik kami hanya melayani arus balik ketimbang arus mudik,” ujar Khoiri.
Artikel ini ditulis oleh: