Sampit, Aktual.com — Kekhawatiran akan banyak pemudik tidak terangkut akibat imbas pembatasan penumpang kapal, akhirnya terbukti dengan banyaknya warga di Kabupaten Kotawaringin Timur yang mengeluh tidak kebagian tiket.
“Saya kecewa sekaligus sedih. Kami sudah mempersiapkan jauh-jauh hari, tapi malah tidak bisa pulang. Saya juga sudah cari tiket pesawat juga sudah habis,” kata Kamsri, salah seorang warga yang datang mencari tiket ke kantor PT Pelayaran Nasional Indonesia di Jalan Achmad Yani Sampit, Selasa (7/7)
Warga Trans 17 Desa Bapeang Kecamatan Mentawa Baru Ketapang ini memperlihatkan formulir pembelian tiket yang didapatkannya dari Pelni sehari sebelumnya. Saat itu dia belum langsung membeli tiket karena tidak membawa uang, tapi ketika Selasa ini kembali hendak membeli ternyata tiketnya sudah habis.
Kamsri mengaku sangat sedih karena sudah dua tahun tidak pulang ke Surabaya menemui ayahnya yang sudah renta dan sakit-sakitan. Dia berencana pulang bersama Kusnadi suaminya dan Ilham, anaknya yang baru berusia 1,5 tahun.
“Kasihan ayah saya di sana sedang sakit, makanya kami mau pulang. Kalau seperti ini kami tidak bisa mudik Lebaran,” keluh Kamsri dengan berlinang air mata.
Yudi, mengungkapkan kekecewaan yang sama. Karyawan salah satu perusahaan swasta ini tak bisa menyembunyikan kekecewaannya karena dia terpaksa batal pulang kampung.
“Kebijakan membatasi jumlah penumpang memang bagus demi pelayanan di dalam kapal, tapi harusnya konsekuensinya sudah dipikirkan. Saat belum dibatasi saja penumpang berebut membeli tiket, apalagi sekarang dibatasi. Kalau seperti akhirnya banyak masyarakat yang tidak bisa pulang kampung,” katanya.
Kepala PT Pelni Cabang Sampit, Lamson Ompusunggu sebelumnya menjelaskan, pihaknya mengoperasikan enam kapal untuk mengangkut pemudik di Sampit. Kapal tersebut sudah termasuk tiga kapal tambahan yang diperbantukan selama arus mudik.
“Kami mematuhi aturan pemerintah bahwa jumlah penumpang maksimal sesuai kapasitas kapal,” kata Lamson.
Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit, Hendroyono yang ditemui sebelumnya juga menyatakan pihaknya tidak bisa mengalokasikan kapal tambahan karena terbatasnya armada yang dimiliki. PT DLU mengoperasikan dua kapal untuk mengangkut pemudik di Sampit.
“Kapal yang ada juga dibutuhkan membantu arus mudik di pelabuhan lainnya. Jadi kami hanya mengoperasikan dua kapal ini,” jelas Hendroyono.
Sepanjang arus mudik terhitung sejak H-15 lebaran, ada 20 keberangkatan kapal di Pelabuhan Sampit tujuan Semarang dan Surabaya. Sebanyak 11 keberangkatan dilayani kapal milik Pelni dan 9 keberangkatan dilayani kapal milik PT DLU.
Artikel ini ditulis oleh: