Jakarta, Aktual.com — Pengamat Politik Ahmad Junaidi meminta kepada pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi agar menegakkan perekonomian dengan basis Berdikari.

Menurutnya, Indonesia harus belajar dari dampak kegagalan Yunani membayar hutang Rp22 triliun kepada IMF.

“Ekonomi berdikari adalah ekonomi yang berdaulat, ekonomi yang mendorong masyarakat tumbuh bersama dan memiliki akses-akses ekonominya,” kata Junaidi, di Jakarta, Rabu (8/7).

Pemerintah diingatkan untuk berhati-hati dengan politik hutang Surat Utang Negara (SUN). Bila ada SUN yang beredar di Pasar Keuangan Internasional, maka negara harus mampu mengendalikan SUN.

“Selain itu, Berhati-hatilah BUMN dalam melakukan pencarian dana lewat hutang. Karena bila ada yang meleset jaminannya maka aset-aset BUMN yang bersangkutan dan negara akan kehilangan banyak sumber ekonominya,” ungkapnya.

Apalagi, Menteri BUMN Rini Soemarno telah melakukan politik pencarian hutang dengan berlindung dibalik popularitas Presiden Jokowi. Sementara, apa yang dilakukan amat jauh dari idealisme politik ekonomi Jokowi, yaitu ekonomi yang tumbuh dan berkembang bersama gerak rakyat.

“Inilah yang mengkhawatirkan, di satu sisi kesadaran alam bawah sadar rakyat bahwa Jokowi membawa idealisme ekonomi kerakyatan, tapi faktanya justru ekonomi yang memanjakan kaum borjuasi. Secara sadar dengan diselewengkan dana Rp48 Triliun yang tadinya disiapkan sebagai saluran dana ekonomi kerakyatan, malah disalurkan mengguyur BUMN dengan ajuan proyek yang belum jelas,” ujarnya.

Ditambahkan, kebijakan yang dilakukan oleh Menteri Rini jelas hanya menguntungkan komisaris dan direksi BUMN saja, tapi rakyat tidak mendapat benefit apa-apa terhadap kebijakan yang telah dibuatnya.

“Menteri Rini harus membuka secara transparan apa jaminan yang diberikan ke Pemerintahan RRC atas hutang berukuran jumbo Rp520 trilyun. Karena kalau tidak kita bisa terjebak dalam kebuntuan gagal bayar,”

“Peristiwa di Yunani harus menjadi perhatian kita, jangan sampai ini jadi bola liar yang pada akhirnya membuat susah rakyat banyak,” ucap Junaidi.

Artikel ini ditulis oleh: