????????????????????????????????????

Jakarta, Aktual.com — Pertarungan di hari kedua ‘Indonesian Golf Tour (IGT)’ Seri IV mulai menunjukkan kualitas masing-masing peserta. Setelah, menjajaki kondisi lapangan di hari pertama, para peserta berani untuk tampil lebih berani.

Salah satunya adalah Rinaldi Adiyandono. Pegolf DKI Jakarta ini tampil luar biasa dengan mencetak skor terendah sepanjang dua hari pertandingan ini, yaitu delapan- di bawah par.

Skor tersebut langsung mendongkrak nama Rinaldi ke posisi pertama dengan perolehan skor 134 (sepuluh under).

“Hari ini skill permainan menjadi penentu keberhasilan saya. Semua pukulan yang saya rencanakan bisa masuk semua. Ketika di back nine, birdie saya semakin banyak. Tekanan pun makin tinggi. Karena itu, saya berusaha tenang,” ujar pegolf yang tidak membuat satu bogey pun di putaran kedua ini.

Benita Y. Kasiadi membuntuti Rinaldi di posisi kedua dengan perolehan tujuh-di bawah par. Hari ini pegolf kelahiran Jawa Timur membukukan empat birdie tanpa satu bogey pun.

“Permainan hari ini pastinya improve. Putting ‘stroke’nya kena. Second shotnya juga. Namun, ada beberapa putting untuk birdie yang gagal. Sejak awal saya sudah mengetahui kondisi green, jadi saya mengubah mindset dan management course; par 4 harus 2 on dan par 5 lima pukul 2 on jika bisa. Jika tidak, 3 on juga tidak apa yang penting jangan mis di green,” jelasnya.

Benita pun menambahkan bahwa kunci permainannya di putaran kedua ini adalah menjaga diri supaya tetap sabar.

“Karena jika sekali saja terpancing, mental yang kena dan berdampak kepada permainan. Jadi enjoy aja permainannya,” tambahnya.

Penguasa leaderboard sehari sebelumnya, Rudi Anto, harus rela menyerahkan takhtanya kepada Rinaldi. Pegolf Riau itu harus puas di posisi ketiga setelah hanya menambah dua-di bawah par sehingga mengumpulkan skor total enam-di bawah par.

Ia mengakui permainannya tidak sebagus kemarin. “Hari ini kurang luck dalam hal permainan putter-nya. Greennya pun sulit untuk diserang,” kata juara IGT Seri III. Namun, ia optimistis bisa memperbaiki permainannya supaya tetap bisa bersaing di putaran akhir pada hari ini, Kamis (9/7).

“Yang harus diperbaiki hari ini adalah keberanian dalam menyerang, dan kurang yakin dalam penempatan bola. Saya pun perlu menjaga stamina untuk final besok, agar tetap fit dalam menjalani pertandingan,” jelasnya.

Pelajaran Berharga bagi Para Pegolf Amatir

Sementara itu, putaran kedua IGT telah meloloskan 47 peserta dari total 107 peserta ke putaran akhir pada Kamis (9/7). Enam di antaranya adalah pegolf amatir dari 31 amatir yang bertarung di turnamen berhadiah total Rp200 juta itu berlangsung di Gading Raya Golf Club, Serpong, Tangerang, 7-9 Juli. Batas cut yang ditetapkan adalah enam-di atas par

Musim kedua IGT ini ternyata mengundang minat para pegolf amatir. Bahkan, satu di antara 31 peserta amatir yang ikut meramaikan putaran Indonesian Golf Tour kali ini adalah wanita. Dia adalah Gianti Mahardika. Walaupun tidak lolos cut, Gianti mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman baru.

“Ini pengalaman yang baru buat saya, bermain di tee black dalam sebuah turnamen. Susah, susah banget! Karena harus lebih konsisten long ironnya. Pukulan drivernya sebetulnya lebih mudah karena area sasaran (fairway)-nya lebih luas. Tapi, second shot ke green yang justru sulit. Trouble hari ini hanya putting sih. Jika putting saya seperti kemarin, pasti bisa lebih baik,” jelasnya.

Kesempatan bermain di event profesional seperti IGT merupakan peluang yang sangat bagus. Karena itu, Gianti mengajak para pegolf amatir wanita lainnya untuk ikut menjajal kemampuan dalam turnamen kompetitif ini.

“Saya mengajak pegolf wanita untuk ikut turnamen ini mengingat jarang sekali ada turnamen untuk ladies. Dan untuk menunggu turnamen yang khusus wanita atau khusus amatir, itu cukup lama. Saya percaya turnamen ini (Indonesian Golf Tour) sangat baik untuk meningkatkan skill dan pengalaman bermain,” urainya lagi.

Alexander Valentino pun merasakan hal yang sama. Junior berusia 14 tahun ini mendapatkan hal yang positif selama dua hari bermain di Gading Raya Golf tersebut.

“Bermain di black tee dengan pegolf profesional. Saya mendapatkan pengalaman yang banyak. Sangat bagus! Pressure pasti ada, dan bermain dengan profesional saya melihat mereka sangat tenang,” katanya siswa kelas 8 ini.

Ia menambahkan, “Pengalaman saya bermain dengan profesional, saya melihat short game-nya berbeda, strateginya berbeda. Ini jelas pelajaran buat saya. Meski hasilnya belum bagus, saya jadi ingin memperbaiki short game, strategi, dan mental saya.”

Karena itu, ia tidak sabar untuk mengikuti IGT seri berikutnya asalkan tidak bentrok dengan jadwal sekolahnya.

Artikel ini ditulis oleh: