Jakarta, Aktual.co — Pengamat Energi Migas Watch, Widodo Edi Setyanto meminta PT Pertamina (Persero) untuk membatalkan kerja sama proyek LNG Terminal Receiver Bojonegara Banten yang dilakukan bersama PT Bumi Sarana Migas (BSM) lantaran dinilai kental akan unsur KKN.

“Ini harus batal, kental sekali unsur KKN-nya, apalagi BSM kan Kalla Group, kerja samanya kan kelihatan tidak win win Solotion, dan justru merugikan Pertamina,” kata Widodo kepada Aktual di Jakarta, Kamis (23/4).

Perlu diketahui, dalam kerjasama tersebut, Pertamina diposisikan sebagai 100 persen offtaker LNG regasified gas yang dipasok oleh perusahaan besutan anak Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yakni Solihin Kalla. Di mana selanjutnya gas tersebut akan disalurkan oleh Pertamina ke PT PLN (Persero). Sehingga resiko penyerapan gas oleh PLN menjadi 100 persen resiko Pertamina. Terdapat resiko single party offtaker untuk pembeli LNG, yaitu PLN.

Bahkan untuk penjualan gas ke PLN pun, proyek Land based Regasification Plant Bojonegara ini akan bersaing dengan FSRU Nusantara Regas dan Proyek PGN FSRU Lampung yang keduanya sudah siap untuk menerima LNG dan menyalurkan Regasified Gas ke pembangkit PLN.

Ia menegaskan, hal ini sudah sangat menunjukan bagaimana Wapres Jusuf Kalla tengah memperbesar kerajaan bisnis keluarganya ketimbang mensejahterahkan rakyat dan memberantas mafia migas.

“Bojonegara itu kan milik Pertamina, untuk apa menggandeng BSM? Kan Pertamina punya Pertagas. Sekarang artinya BSM sebagai apa disitu? sedangkan, land base terminalnya kan milik pertamina, jadi modal apa BSM itu? Hanya modal dengkul dan kekuasaan saja,” ungkap Widodo.

Berdasarkan data yang diperoleh Aktual, jika dibandingkan dengan proyek Pertagas FSRU Cilamaya LNG Company, penjualan regasified LNG dilakukan dari Pertagas Cilamaya langsung ke End Customer (IPP Jawa, IPP Sunyarangi dan Pertamina Balongan). Sehingga Pertamina tidak menanggung resiko penyerapan pasar. Dari segi LNG Supply dan market demand pun proyek Pertagas ini menunjukan posisi yang sangat aman karena volume demand sesuai dengan volume supply LNG.

Tidak seperti LNG Bojonegara antara Pertamina dengan BSM, yang terdapat porsi unmarketable LNG cukup besar. Di mana available market yang dimiliki hanya untuk IPP Jawa I sebesar 320 MMSCFD dan PLN Jawa Barat sebesar 334 MMSCFD, total keduanya adalah 654 MMSCFD. Sementara target LNG Supply nya sendiri justru mencapai 1000-1500 MMSCFD.

“Kenapa ga gandeng pertagas? Apalagi Pertamina harus membeli 51 persen saham BSM. Jadi ini artinya jelas JK itu jadi Wapres hanya untuk bisnis,” tegas dia.

“Saya harap serikat pekerja pertamina juga bisa menolak keras hal ini agar proyek ini batal,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka