Jakarta, Aktual.co — Pengamat Politik Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengkoreksi dan mengkritik lembaga keuangan internasional seperti IMF, World Bank dan PBB adalah sebuah manuver besar.
Menurutnya, kritikan seperti ini biasa dilakukan pemimpin Amerika Latin, namun hal baru yang dilakukan di Asia, khususnya Indonesia sesudah dipimpin Soekarno.
“Dulu kita mengenal kebesaran Bung Karno dan keberaniannya, hari ini diulang kembali oleh Joko Widodo. Saya kira ini harapan untuk kita, bahwa Indonesia kedepannya bisa menjadi macan Asia di segala dimensi, tidak hanya ekonomi, terutama politik. Butuh solidaritas kawasan untuk menata kembali tata dunia baru,” ujar Boni di Jakarta, Kamis (23/4).
Boni menuturkan, munculnya persoalan-persoalan terorisme dan  radikalisasi disegala titik selalu berkaitan dengan ketidakadilan dalam struktural yang sifatnya global.
“Hari ini KAA diajak oleh Presiden Jokowi untuk bersama dengan solidaritas kawasan membangun tata dunia baru yang adil guna mengantisipasi segala bentuk ketidakadilan dan meredam kemungkinan munculnya radikalisasi dan terorisme dan segala bentuknya,” katanya.
Munculnya lembaga regional seperti Asian Development Bank di bidang ekonomi dan di bidang politik yang ada di ASEAN juga harus pro aktif dalam ikut mempengaruhi penataan dunia. “Kalau tidak, sama saja seperti kita mendukung sistem hegemoni yang sudah berlangsung puluhan tahun,” kata Boni
Selain itu, ajakan Jokowi ini harus menjadi warna politik dunia di abad 21, bahwa negara-negara selatan dengan segala organisasi regional harus muncul sebagai solusi alternatif untuk mengatasi krisis ekonomi politik global.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengkritik sejumlah lembaga internasional. Selain PBB, Presiden juga mengkritik keberadaan beberapa lembaga keuangan dunia yang dianggap tidak membawa solusi bagi persoalan ekonomi global, yakni Bank Dunia dan IMF, serta ADB.

Artikel ini ditulis oleh: