Jakarta, Aktual.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih akrab disapa Ahok akan segera menggelar operasi pasar. Dalam operasi pasar kali ini, Ahok akan menggelontorkan daging sapi murah yang akan dijual seharga Rp85.000-89.000/kg, atau sekitar Rp35.000 jauh lebih murah dari harga pasar yang mencapai Rp120.000/kg.
“Kita akan gelar operasi pasar, kita masih punya stok Dharma Jaya (BUMD pengelola rumah potong) kira-kira 70 ton. Kita akan lepas kira-kira Rp 85-89.000 mungkin, tergantung wilayahnya,” kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (13/7).
Kedepannya, Ahok ingin stok BUMD pengelola rumah potong tersebut bisa lebih besar untuk mengantisipasi mahalnya harga daging dari para importir.
“Makanya ini yang saya bilang kita ingin tahun depan stok Dharma Jaya ini lebih besar lagi. Baru bisa melawan semacam ‘importir’ daging-daging sapi utuh itu loh. Dia masuk bisa jual mahal. Kalau kita bisa antisipasi kan beda,” tuturnya.
Harga daging tahun ini di Jakarta dibanding tahun-tahun sebelumnya, kata Ahok, tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
“Pengalaman kita inflasi bulan ini oke loh sebenarnya. Juni-Juli ini dalam empat tahun terakhir paling rendah, hanya 0,3 persen. Kemarin kita lakukan operasi pasar dan dicatat siapa yang beli. Kita nggak mau lagi operasi pasar gelontorin berapa ratus atau puluh ribu ton beras yang beli nggak jelas,” papar Ahok.
Terlebih, lanjut Ahok, jika sistem pembayaran non tunai di Jakarta sudah berjalan, maka akan terpantau detil soal pergerakan harga dan si pembelinya saat ada operasi pasar.
“Kalau dengan orang yang beli jelas saya kira ini akan membuat para pemain spekulan mikir. Sama kayak daging, kalau kita gelontorkan Rp 85.000, kamu jual Rp 100.000 kan nggak mau beli. Nah, itu yang kita lakukan,” katanya.
Dalam hal ini, Ahok menilai sistem non-cash belum berjalan sempurna. Hal tersebut berdasarkan evaluasi dari hasil operasi pasar yang dilakukan awal Ramadan sejak 2 hingga 16 Juli mendatang.
“Belum sempurna tapi saya yakin tahun depan akan lebih sempurna. Kalau non-cash itu membantu saya gampang untuk menganalisa. Kalau kamu catat-catat kan saya bingung, kalau kamu pakai bank pasti kan ada KTP jadi saya bisa tahu ini siapa, bolak-balik belinya berapa. Nggak mungkin dong kamu tiap hari bolak-balik beli daging sama beras 10 kilogram, ini kan berarti mau jualan,” paparnya lagi.
Namun Ahok tetap optimis sistem non-cash akan bisa berjalan.
“Saya selalu yakin kalau operasi pasar harus non-cash supaya saya bisa tahu siapa yang beli. Kalau tidak, oknum pedagang yang beli suruh pegawainya ngantre 10 orang. Secara prinsip kita harusnya non cash. Tapi belum siap juga tahun ini. Tapi daging ini agak sulit ya yang beli itu yang punya pendingin. Tapi kita inginnya semua non-cash,” kata Ahok.
Artikel ini ditulis oleh: