Jakarta, Aktual.com — Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan harga pembelian listrik oleh PT PLN (Persero) sebesar US$12 sen untuk tegangan menengah sampai 10 MW dan US$14,40 sen untuk tegangan rendah sampai 250 KW untuk 8 tahun pertama.

Sementara untuk tahun ke-9 dan seterusnya sepanjang kontrak berlangsung hingga tahun ke-20, maka harga pembelian listrik oleh PLN untuk tegangan menengah sampai 10 mw sebesar US$ 7,5 sen dan untuk tegangan rendah sampai 250 kw sebesar US$ 9 sen.

Direktur Jenderal (Dirjen) EBTKE Rida Mulyana mengatakan bahwa aturan tersebut telah dituangkan ke dalam Peraturan Menteri No. 19 tahun 2015. Sebelumnya harga jual listrik yang ditetapkan adalah sekitar Rp656. Dengan ditetapkannya harga tersebut, pengembang akan menikmati insentif dan benefit yang lebih baik.

“Mengapa ini mendapat insentif? Karena potensinya masih besar, 75 GW,” kata Rida dalam acara launching Permen ESDM Nomor 19 Tahun 2015 di Hotel Arya Duta, Jakarta, Senin (13/7).

Rida menjelaskan, alasan penggunaan dollar Amerika Serikat (AS) dalam hal ini ditujukan agar harga pembelian listrik nantinya tidak terdampak terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang (kurs).

“Revisi ini pun karena kita terdepresiasi, jadi tidak lagi menarik. Harga beli memang ditetapkan menggunakan Dollar, tapi nanti transaksinya tetap menggunakan Rupiah,” ungkapnya.

Rida juga mengungkapkan, kendala-kendala yang sudah diidentifikasi dan dipetakan, yaitu masalah keekonomian, komitmen pengembang, dan sinergitas antara pusat dan daerah yang masih belum terbangun. Keekonomian yang dimaksudkan berhubungan dengan tarif dan margin yang akan diperoleh oleh pengembang, sekaligus insentif-insentif yang akan diterima oleh pengembang.

Selain itu, sambunnya, terdapat juga masalah komitmen pengembang yang tidak kompeten dan tidak berkomitmen secara penuh terhadap rasio elektrifikasi suatu daerah untuk kemaslahatan masyarakat.

“Kami mencari pengembang yang benar-benar serius membangun tenaga listrik. Tidak melulu pengembang yang mengedepankan benefit atau profit,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh: