Jakarta, Aktual.com — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan ketersediaan stok sapi mencapai sebanyak 221.000 ekor yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Stok sapi sekarang 221.000 ekor,” katanya usai pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Lingkup Kementerian Pertanian (Kementan) di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, ditulis Selasa (14/7).
Ia mengatakan pasokan sapi dengan jumlah 221.000 ekor dapat memenuhi kebutuhan daging selama 4-5 bulan ke depan. “Itu bisa sampai 4 atau 5 bulan ke depan,” tuturnya.
Sebelumnya, Mentan mengatakan seharusnya harga daging sapi di pasar Majestik tidak mencapai hingga Rp120 ribu melainkan Rp90 ribu karena harga daging di penggemukan sapi senilai Rp36 ribu hingga Rp38 ribu.
“Kemarin kami tanya langsung, ‘feedlot cattle’ (tempat pengemukan sapi) itu harganya berapa? Harganya Rp36 ribu sampai Rp38 ribu per kilogram. Artinya apa? Harga maksimal Rp90 ribu sampai di pasar,” katanya usai acara Pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Lingkup Kementerian Pertanian (Kementan), Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin.
Ia mengatakan masyarakat jangan langsung mengaitkan harga dengan ketersediaan stok. Ia mengatakan harga mahal tersebut dikarenakan rantai distribusi yang panjang bukan masalah pasokan daging.
Kementerian Pertanian jug amenjamin ketersediaan daging sapi di dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga enam bulan ke depan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Muladno menyatakan, ketersediaan daging sapi tersebut antara lain dipenuhi dari impor sapi bakalan yang mana selama Januari – Juni 2015 mencapai 298.861 ekor atau sekitar 40 persen realiasi impor sapi bakalan tahun lalu sebesar 729.400 ekor.
Realisasi impor sapi bakalan 2015 itu terdiri dari kuartal I (Januari-Maret) yaitu 97.618 dari target 100.000 ekor sedangkan kuartal II (April-Juni) terealisasi 201.643 dari target 267.624 ekor Menurut dia, tahun 2015 masih menyisakan kuartal III dan IV yang berpeluang kembali mendatangkan sapi bakalan impor totalnya mencapai 500.000-600.000 ekor.
“Pemasukan impor sapi bakalan triwulan III dan IV sifatnya adalah jaga-jaga untuk mengantisipasi stok akhir tahun sebagai cadangan awal tahun 2016,” katanya.
Dirjen PKH menyatakan, pihaknya punya tanggung jawab menjamin kestabilan ketersediaan daging sapi namun masih harus mengendalikan impor sapi.
“Untuk menjamin kestabilan harga daging sapi yang telah tercipta, perlu dilakukan penataan dan pengendalian impor terhadap sapi potong dan daging sapi secara efektir,” katanya.
Selain dari daging sapi, menurut Dirjen, ketersediaan daging dalam negeri juga dipenuhi dari daging ayam yang mana kondisinya saat ini mengalami kelebihan pasokan.
Pasokan daging ayam, tambahnya, rata-rata 45.000 ton per minggu sedangkan kebutuhan 41.000 ton per minggu atau kelebihan sebanyak 4.000 ton/minggu.
Sedangkan khusus telur ayam, dalam seminggu rata-rata volume pasokan mencapai 45.000 ton dengan kebutuhan sebanyak 40.000 ton sehingga over stok mencapai 5.000 ton.
Muladno menyatakan, perlu dilakukan pengawasan secara terencana dan terpadu terhadap pemasukan dan distribusi sapi potong dan daging sapi impor guna menjaga stabilitas pasokan dan harga di pasaran.
Sementara itu Direktur Budidaya Ternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Fauzi Luthfan menyatakan, hingga Juli 2015 sudah ada stok sapi yang siap potong kurang lebih 560.000 ekor, yang mana 60 persen atau 332.147 ekor sudah dipotong.
Menurut dia kontribusi sapi impor terhadap kebutuhan dalam negeri sekitar 20 persen.
“Impor masih memegang andil pasokan sapi bakalan. Tahun 2014 tercatat impor sapi bakalan mencapai 729.400 ekor. Jumlah yang diimpor tahun 2014 masih sisa untuk stok awal tahun 2015 sebesar 261.100 ekor,” katanya.
Fauzi menyatakan, total kebutuhan sapi potong impor per bulan mencapai 45.000 ekor sedangkan kebutuhan total nasional mencapai 230.000 ekor sapi potong dengan tingkat terbesar untuk memenuhi di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Artikel ini ditulis oleh: