Jakarta, Aktual.com — Pemimpin Taliban Mullah Omar pada Rabu (15/7) memuji pembicaraan sah perdamaian untuk mengakhiri perang 13 tahun di Afghanistan, dalam tanggapan pertamanya setelah pembicaraan itu.
“Jika melihat ke aturan agama kami, kami dapat menemukan bahwa pertemuan dan hubungan, bahkan berdamai dengan musuh, tidak dilarang,” kata sosok tertutup itu dalam pesan tahunannya pada malam Idul Fitri, yang menandai akhir Ramadan.
Bersamaan dengan jihad bersenjata, upaya politik, dan jalur damai untuk mencapai tujuan suci adalah prinsip sah Islam, kata Omar dalam pernyataan dimuat di laman resmi Taliban.
Pada pekan lalu, anggota Dewan Tinggi Perdamaian Afghanistan duduk bersama dengan kader Taliban di Murree, kota wisata di perbukitan utara Islamabad, untuk pembicaraan resmi pertama dalam upaya mengakhiri sengketa berdarah dengan pejuang, yang telah 14 tahun.
Mereka sepakat untuk melakukan pertemuan kembali dalam beberapa minggu mendatang sehingga mendapat respons yang baik dari Kabul, Islamabad, Beijing, Washington, dan PBB.
Beberapa komandan menyuarakan optimisme terkait pembicaraan damai tersebut tetapi banyak juga yang lainnya ketika diwawancarai oleh AFP sangat waspada atas langkah itu.
Sikap yang terbelah tersebut terkait dengan beberapa komandan yang mempertanyakan secara terbuka legitimasi negosiator Taliban di Murree dan menggarisbawahi perbedaan yang berpotensi berbahaya dalam gerakan, terutama antara pimpinan yang lebih tua dan lebih muda.
Dalam pernyataan itu, Omar berusaha untuk menghilangkan setiap gagasan yang terbelah satu sama lain.
“Semua mujahidin dan saudara-saudara sebangsanya harus yakin bahwa dalam proses ini, saya teguh akan membela hak-hak hukum dan sudut pandang di mana-mana,” katanya, seraya menambahkan bahwa tujuan dari pembicaraan itu adalah untuk membawa penyelesaian masalah pendudukan di Afghanistan.
Artikel ini ditulis oleh: