Jakarta, Aktual.com — Kementerian Pariwisata mengembangkan “extension program” untuk mengantisipasi penutupan bandara sebagai pintu masuk utama wisatawan mancanegara ke Indonesia.
“Salah satu antisipasi yang kami lakukan adalah ‘extension program’ berupa wisata pengenalan,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana di Jakarta, Kamis (16/7).
Ia mengatakan program yang dimaksud dikhususkan bagi wisman yang “terperangkap” di suatu daerah misalnya Bali yang belum lama ini mengalami penutupan bandara selama dua hari akibat aktivitas vulkanik Gunung Raung di Jawa Timur.
Pitana mencontohkan pihaknya akan menawarkan kepada wisman yang terpaksa masih tinggal di Indonesia untuk melakukan wisata pengenalan misalnya overland ke Banyuwangi atau wisata Gili Trawangan di Lombok NTB.
“Bagi wisman yang ingin ke Indonesia dan sudah booked paket kami harapkan mereka bisa melakukan penjadwalan ulang dan tidak membatalkan perjalanan ke Indonesia,” katanya.
Pihaknya juga berupaya meyakinkan calon wisman yang ingin berkunjung ke Indonesia bahwa pemerintah “care” alias sangat peduli terhadap sektor pariwisata sehingga tidak akan menelantarkan turis-turis yang sedang atau ingin melancong.
Bahkan industri pariwisata khususnya di Bali juga telah sepakat menerbitkan imbauan dan pernyataan memberikan fasilitas gratis bagi turis yang belum bisa kembali ke negaranya akibat penutupan bandara berupa perpanjangan tinggal di hotel.
Pitana meyakini jika aktivitas Gunung Raung mereda maka target kunjungan wisman tidak akan terganggu secara signifikan seperti yang dikhawatirkan sebelumnya.
“Penutupan total kemarin hanya dua hari jadi kami memperkirakan 50.000 wisatawan yang akan ke Bali dan sekitarnya terkendala. Tapi kini sudah kembali normal,” katanya.
Pihaknya tetap mengacu pada standar operasional prosedur yang telah ditetapkan badan PBB untuk pariwisata yakni UN-WTO dalam hal penanganan krisis demi meminimalisir dampaknya terhadap sektor pariwisata.
Artikel ini ditulis oleh: