Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) memprediksi rasio kredit bermasalah Juni 2015 (non performing loan/NPL) akan kembali meningkat. Hal ini seiring dengan perlambatan kredit di Indonesia.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan hingga Mei 2015 rasio kredit bermasalah hingga Mei 2015 mencapai 2,6 persen atau naik dari posisi 2,5 persen dari bulan sebelumnya. Dia mengungkapkan tren peningkatan NPL tersebut dipengaruhi perlambatan ekonomi.

“Tren NPL memang meningkat, karena kredit juga melambat,” ujar Tirta dalam keterangan resminya, Kamis (16/7).

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) memprediksikan pertumbuhan kredit pada kisaran 11-13 persen hingga akhir tahun ini. Tirta mengharapkan pertumbuhan kredit pada paruh tahun kedua tahun ini akan meningkat seiring dengan mengucurnya belanja pemerintah.

Tirta mengatakan sektor yang berpotensi memicu NPL adalah kontruksi, pertambangan dan mineral. Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) total kredit yang disalurkan industri perbankan hingga April 2015 mencapai Rp153,32 triliun, tumbuh 27,81 persen dari posisi Rp119,95 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, kredit bermasalah sektor konstruksi hingga April 2015 mencapai Rp8,43 triliun, 59,65 persen secara year on year dari posisi Rp5,28 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, penyaluran kredit ke sektor pertambangan dan penggalian mencapai Rp133,26 triliun, tumbuh tipis 7,12 persen dari posisi Rp124,4 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun kredit bermasalah sektor pertambangan dan penggalian Rp4,47 triliun, tumbuh 86,2 persen dari posisi Rp2,4 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka