Jakarta, Aktual.com — Komite Umat untuk Tolikara Papua mengirim tim pencari fakta (TPF) yang terdiri dari tujuh orang dengan berbagai latar profesi guna mencari keabsahan informasi terkait pembakaran Masjid di Tolikara.
“Tim yang terdiri dari tujuh orang tersebut sudah dilepas di kantor kami daerah Tebet dan akan diberangkatkan pukul 24.00 malam ini,” kata Juru Bicara Komite Umat untuk Tolikara Papua Mustofa B. Nahrawadaya saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (21/7).
Mustofa mengatakan tim pencari fakta tersebut dipimpin oleh tokoh dakwah yang sudah memahami situasi sosial Papua, yakni Ustad Fadlan Garamatan beserta enam orang lainnya dari berbagai ilmu, antara lain forensik, kriminal dan sosial.
Seluruh anggota TPF nantinya akan menelusuri segala informasi sesuai kronologi, mulai dari keabsahan surat tentang larangan merayakan Idul Fitri, larangan berlebaran, larangan mengenakan jilbab hingga pembakaran Mesjid dan Ruko di Tolikara.
Mustofa menjelaskan setidaknya ada tiga langkah yang ditempuh oleh TPF, yakni mengumpulkan data-data tentang kronologis dari awal peredaran surat hingga pembakaran terjadi, kemudian meneliti legalitas dan keabsahan surat-surat yang beredar dan mewawancarai beberapa sumber asli, seperti Bupati, Walikota, polisi setempat dan masyarakat korban penembakan.
Menurutnya, pengiriman TPF ini dapat meluruskan kembali informasi dan berita yang simpang siur, baik untuk masyarakat luas maupun para jurnalis.
“Informasi banyak yang simpang siur akibat pembelokan opini dari kelompok tertentu. Mereka membantah bahwa surat yang ditandatangani oleh Ketua GIDI Tolikara tersebut adalah dokumen ilegal dan pembakaran masjid disebabkan ketidaksengajaan,” ujar Mustofa.
Oleh sebab itu, TPF akan bertugas hingga waktu yang tidak dapat ditentukan sampai informasi terkait surat edaran dan pembakaran masjid terungkap.
Pemberangkatan TPF, kata dia, merupakan salah satu program kerja dari Komite Umat untuk Tolikara Papua (Komat Tolikara) yang telah terbentuk pada 19 Juli lalu di Jakarta.
Komite tebentuk setelah terjadi pertemuan besar para tokoh nasional diantaranya Arifin Ilham, Yusuf Mansur, Hidayat Nurwahid, Didin Hafidhudin, Aries Mufti, Muhammad Zaitun Rasmin, serta Bahtiar Nasir sebagai Ketua Harian Komite.
Menurut rencana, ketujuh anggota TPF akan disambut keesokan harinya oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pukul 09.00 WITA, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo pukul 13.00 WITA, dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pukul 15.00 WITA.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid