Jakarta, Aktual.com — Ketidakpastian bank sentral Amerika Serikat (AS), the Fed menaikkan suku bunga acuannya (Fed rate) memberikan dampak pada ekonomi Indonesia. Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo mengatakan suku bunga acuan (BI rate) juga masih menunggu keputusan the Fed tersebut.

“Fed rate ini terus menciptakan ketidakpastian, karena yang terakhir semua berpikir kalau ini akan dinaikkan antara September-Desember. Itu artinya satu kali setahun akan naik, dampaknya ciptakan ketidakpastian,” ujar Agus usai acara Halal Bihalal di gedung BI Thamrin Jakarta, Rabu (22/7).

Untuk diketahui, selama Januari-Juli 2015 BI rate masih dipertahankan di level 7,5 persen. BI mengatakan hal tersebut untuk menjaga stabilitas makroekonomi, ditengah berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global, serta menjaga pertumbuhan ekonomi.

Lebih lanjut dikatakan dia, saat ini semua pihak harus waspada teradap kondisi yang terjadi di AS, Yunani, dan China. Pasalnya, ketiga negara tersebut juga memperngaruhi ekonomi Indonesia.

Agus juga mengatakan agar pemerintah waspada terhadap turunnya harga komoditas, yang mempengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia.

“Harga komoditas kemarin diperkirakan terkoreksi 11 persen , tapi ternyata 13 persen. Bulan ini pertumbuhan ekonomi dunia ternyata terkoreksi. Tadinya kita perkirakan 3,39 persen jadi 3,3 persen. Termasuk World Trade volume menurun, kondisi eksternal ini yang harus diwadpadai,” jelas dia.

Kendati demikian, Agus mengatakan BI selalu mendorong dan memberikan akomodasi demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi sesuai target. Salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan makroprudensial.

“Kebijakan makroprudensial itu yang selama ini dijalankan, baik itu loan to value, insentif UMKM, maupun pelonggaran giro wajib minimum. Itu cukup baik dan diharapkan di kuartal IV-2015 sudah memberikan manfaat,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: