Jakarta, Aktual.co — Tiongkok sukses mencetak rekor baru terkait jumlah Miliuner dan keluarga Miliuner. Dilansir dari laman Forbes, berdasarkan data rilis Forbes China Rich List, ‘Negeri Tirai Bambu’ kini memiliki 400 Miliuner.
Jumlah tersebut meningkat dari 242 Miliuner yang terindentifikasi dalam Forbes China Rich List yang dirilis Oktober 2014. Bahkan dalam Forbes Billionaires List 2015, Tiongkok mencetak rekor dengan jumlah terbanyak yakni 213 anggota. Dengan demikian, Tiongkok memecahkan rekor baru sebagai negara dengan jumlah Miliuner terbanyak di dunia.
Dikutip dari laman Dailymail, Rabu (22/4), Miliuner baru yang berada di peringkat puncak adalah salah satu wanita terkaya di dunia dalam bisnis teknologi, Zhou Qunfei, CEO Lens Technology, perusahaan yang memasok layar sentuh untuk Samsung dan Apple.
Wanita berusia 45 tahun itu diketahui memiliki kekayaan sekitar 10,2 Miliar Dolar AS. Miliuner baru lainnya dalam teknologi termasuk Yao Jinbo AS.
Tiga besar terkaya di daratan Tiongkok adalah miliarder energi terbarukan Li Hejun. CEO Hanergy Group itu memiliki harta kekayaan 31,3 Miliar Dolar AS. Kemudian disusul taipan real estate Wang Jianlin dari Wanda Group, dengan kekayaan senilai 29,6 Miliar Dolar dan Pendiri Alibaba, Jack Ma di posisi ketiga dengan harta 23,4 Miliar Dolar AS.
Meningkatnya jumlah Miluner di Tiongkok dipicu oleh kenaikan harga saham ke level tertinggi selama tujuh tahun di negara tersebut. Bagi Tiongkok, pasar saham merupakan harapan untuk stimulus ekonomi sejak pertumbuhan ekonomi di negara itu mencapai 7 persen di kuartal I 2015, merupakan yang terlambat sejak 2009.
Ledakan kekayaan di negara dengan penduduk terbanyak di dunia itu ditopang oleh kebijakan kebijakan ekonomi pra-pertumbuhan, seiring dengan reformasi pasar saham yang membuat pasar modal negara ini mirip dengan negara kapitalis barat, termasuk pengembangan peran emiten.
Transaksi saham Tiongkok merupakan yang terbesar di dunia, ditambah lagi Tiongkok merupakan pemimpin dalam aksi IPO di dunia.
Dalam hal ini, pemerintah Tiongkok juga menyediakan dukungan kebijakan yang mempermudah pasar sehingga bisnis skala kecil bisa mengakses permodalan. (Laporan: Tri Harniangsih/ Zee zee)
Artikel ini ditulis oleh:














