Jakarta, Aktual.com — Dalam rangka menyeramarakan Lebaran ‘Syawalan’ atau bertepatan tanggal 7 Syawal 1436 Hijriah yang dikenal warga Pekalongan, terdapat hal menarik yang dilakukan. Salah satunya, tradisi masyarakat Pekalongan melepaskan balon udara raksasa yang diterbangkan ke atas langit.

Sejak pukul 06.30 WIB, terlihat balon udara berwarna-warni beterbangan di langit yang menandai Lebaran ‘Syawalan’ masyarakat Pekalongan. Tradisi unik itu sejak dahulu sering dilakukan.

Namun baru-baru ini, Direktorat Jenderal Kementerian Perhubungan melarang menerbangkan balon, karena mengganggu pandangan jalur penerbangan pesawat. Meski begitu, warga disana tak menghiraukan tradisi ‘Syawalan’ dengan melepaskan balon.

Balon udara raksasa yang terbuat dari kertas layang-layang warna-warni dilepaskan setiap kampung di seluruh kota Pekalongan. Balon diterbangkan memakai kepulan asap dari hasil pembakaran kain yang bercampurkan spritus. Balon raksasa yang memiliki ketinggian hingga 4-5 meter dengan diameter 2-3 meter.

Balon dilepaskan sekitar pukul 06.00 WIB ketika hembusan angin masih pelan. Jika balon dilepaskan pada setelah pukul 08.00 WIB, maka akan kesulitan karena hembusan angin mengganggu balon untuk bisa terbang dan naik ke udara.

Biasanya, balon ditempeli hadiah berupa uang maupun tulisan asal Pekalongan. Tujuannya, ketika balon jatuh di wilayah kepulauan lain pasti akan dikejar anak-anak untuk mendapatkan tersebut.

Cara menerbangkan balon raksasa minimal membutuhkan 10 orang. Salah satu orang memegang bambu panjang supaya ketika gas sudah mengisi memiliki berat yang cukup menghabiskan tenaga.

Mereka memegang satu persatu pojok-pojok balon dengan menekan agar tidak bergoyang-goyang. Barulah ketika dirasa gas sudah cukup, balon diterbangkan.

Artikel ini ditulis oleh: