Tanjungpinang, Aktual.com – Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek menyatakan, pihaknya memperkuat pengawasan di beberapa pelabuhan di Kepulauan Riau, untuk mengantisipasi penyebaran virus Mers.
“Tanjungpinang, Batam dan Bintan merupakan pintu keluar masuk haji, karena itu sistem dan peralatan pengawasan harus ditingkatkan untuk mengantisipasi menyebarnya virus Mers,” kata Menkes di Tanjungpinang, Jumat (24/7).
Dia mengemukakan pengawasan terhadap kesehatan masyarakat yang tiba dari Mekah dilakukan oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjungpinang dan Batam. Di daerah lainnya yang dijadikan tempat keberangkatan dan pemulangan haji juga diperlakukan sama.
Kebijakan itu dilakukan agar kesehatan masyarakat terjamin. Pemerintah tidak ingin permasalahan kesehatan di Korea Selatan terjadi di Indonesia.
“Gara-gara satu orang yang terinfeksi virus Mers, sebanyak 70 ribu harus diisolasi. Ini ‘kan mengerikan,” ujarnya.
Nila menjelaskan, pemerintah mengupayakan agar virus mematikan itu tidak menyebar di Kepri dan wilayah lainnya di Indonesia.
Kebijakan yang ditetapkan pemerintah yakni pemeriksaan kesehatan kepada calon haji dan haji. Mereka wajib membawa kartu kewaspadaan dan mengisinya.
Kemudian dalam jangka waktu 14 hari menginformasikan kepada petugas kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan.
“Ini wajib diikuti warga. Lebih baik mengantisipasi daripada mengobati. Karena anggaran untuk mengobati penderita Mers itu sangat mahal,” katanya.
Selain itu, lanjutnya setiap warga yang pulang dari luar negeri juga diawasi melalui “screen” di pelabuhan. Layar pada sistem kesehatan di pelabuhan berwarna merah jika mendeteksi warga terserang virus Mers atau virus lainnya.
“Sejauh ini Kepri, maupun wilayah Indonesia lainnya aman, belum ada warga yang terjangkit virus Mers,” katanya.
Dia menjelaskan hari ini akan melakukan kunjungan kerja pada tiga Kantor Kesehatan Pelabuhan di Kepri, terdiri dari dua di Tanjungpinang dan satu di Lagoi, Bintan,” katanya.
Selain mengantisipasi masyarakat terinfeksi virus Mers, pemerintah daerah dan pusat juga mengupayakan agar petugas pemeriksa kesehatan tidak terinfeksi penyakit mematikan itu.
“Kami lakukan sosialisasi kepada petugas. Petugas juga harus menggunakan perlengkapan yang memadai saat memeriksa kesehatan warga,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: