Sejumlah Warga mengumpulkan sisa serpihan peristwa pembakaran terhadap toko, ruko yang berimbas ke tempat ibadah umat muslim di Tolikara, Papua, Kamis (23/7/2015). Tokoh masyarakat dan pemuka agama serta tokoh adat sepakat berdamai dan tidak akan mengulang peristiwa tersebut.

Jakarta, Aktual.com — Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap meminta masyarakat menjaga kerukunan antar umat beragama. Permintaan itu, menyusul adanya persoalan Tolikara, Papua.

“Maka pemerintah berharap masyarakat bisa melihatnya dengan bijak, tak terjebak pada isu-isu yang menyesatkan, apalagi isu berbau SARA,” kata kata Bupati melalui Kepala Bagian Pemerintahan dan Humas Franky Wongkar di Ratahan, Sabtu (25/7).

Dia mengatakan, selama ini Minahasa Tenggara telah menjadi simbol kerukunan dan persaudaraan antar umat beragama di Sulut. “Kita sudah menjadi contoh bagi daerah lain tentang bagaimana kerukunan antar umat beragama itu terjaga dengan baik. Apalagi daerah kita ini terdiri dari berbagai macam latar belakang suku, agama, serta golongan,” ujarnya.

Beberapa contoh kuatnya kehidupan antar umat beragama di Minahasa Tenggara kata Franky dapat dilihat dari beberapa desa, yang dipimpin oleh kepala desa dari minoritas. “Seperti di Desa Moreah Satu yang mayoritas Kristen, tapi ada satu-satunya keluarga Muslim di desa tersebut, ibu dari keluarga ini bisa dipercayakan masyarakat menjadi kepala desa,” kata dia.

Dia pun berpesan agar masyarakat di Minahasa Tenggara dapat menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungannya masing-masing, dan terus mempererat hubungan kekeluargaan.

“Jika ada yang dicurigai mau memecah belah masyarakat laporkan ke kepala desa, atau ada penduduk dari luar yang tak jelas asal usulnya harus segera dilaporkan ke pemerintah desa. Langkah seperti ini untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tak kita inginkan,” ujar dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu