Jakarta, Aktual.com — Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional menargetkan kemenangan di 54 Pemilihan Kepala Daerah di seluruh Indonesia dalam Pilkada serentak 2015.
“Target kami memenangkan 20 persen dari 269 Pilkada di Indonesia,” kata Wakil Ketua Umum DPP PAN Asman Abnur di Batam Kepulauan Riau, Minggu (26/7).
Untuk mencapai target itu, DPP menginstruksikan kepada seluruh elemen partai untuk bekerja keras memenangkan calon kepala daerah yang diusung.
Kader PAN juga diminta bekerja sama dengan elemen partai lainnya yang berkoalisi bersama PAN dalam memenangkan calon kepala daerah.
Ia mengatakan Pilkada serentak 2015 merupakan pengalaman baru bagi seluruh partai politik, termasuk PAN.
Pilkada bukan sekadar memenangkan perarungan, lebih dari itu, merupakan kerja keras bagi Parpol dalam memilih dan menetapkan calon kepala daerah.
“Ini bukan pekerjaan ringan bagi partai politik, karena sulit menyeleksi sekaligus menetapkan calon pemimpin yang negarawan,” kata dia.
Apalagi, penetapan kepala daerah menampilkan koalisi yang sudah terbentuk di pusat, Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat. Setiap partai bebas memilih figur yang dianggap tepat mewakili partai memenangkan Pilkada.
“Semuanya cair, tidak ada KIH dan KMP. Siapa yang patut, memiliki potensi, punya kemampuan dan tenaga memimpin daerah. Apakah kader, atau bukan, yang penting figurnya,” kata dia.
Dalam memilih pemimpin, PAN mencari seorang negarawan yang memiliki sifat melayani rakyat.
Menurut dia, sekarang bukan saatnya lagi bagi pemimpin minta dilayani. Sebaliknya, pemimpin harus melayani masyarakat. Jika ada masalah, pemimpin yang datang, bukan didatangi.
“Ini dibuktikan beberapa kepala daerah. Pemimpin yang berhasil adalah yang turun ke bawah,” kata mantan wakil wali kota Batam itu.
Selain itu PAN juga memilih pemimpin yang berjiwa pengusaha, demi mendatangkan penghasilan asli daerah yang besar.
Pada kesempatan itu, anggota DPR RI daerah pemilihan Kepri itu juga mengajak agar masyarakat tetap menjaga kesatuan dan persatuan saat Pilkada.
“Pilkada adalah proses demokrasi, politik jangan jadi pemisah. Karena dalam pertandingan ada yang kalah dan menang. Pilkada tidak boleh memecah-belah. Ini proses demokrasi,” kata dia.
(Faizal Rizki Arief)
Artikel ini ditulis oleh: