Jakarta, Aktual.com — Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah, Selasa (28/7) melakukan pemasangan tiang pancang perluasan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Perluasan Masjid tersebut menghabiskan dana Rp1,1 Triliun yang diperkirakan rampung pada 2016 mendatang.
Gubernur Zaini Abdullah dalam kata sambutannya mengajak semua komponen rakyat Aceh agar mendukung mengembangkan kawasan Masjid Raya Baiturrahman sebagai pusat peradaban dan pengembangan Islam di zaman modern.
Gubernur Zaini juga menyebutkan, bahwa pemugaran Masjid kebanggaan rakyat Aceh tersebut agar terlihat semakin indah dan modern merupakan tekad dan cita-citanya sejak dulu. Menurutnya, Masjid Raya Baiturrahman memiliki makna sendiri bagi kunjungan wisatawan Muslim ke Aceh. Fasilitas Masjid pun semakin lengkap.
“Dengan semua fasilitas itu, kita akan terus mendorong Masjid Raya Baiturrahman sebagai simbol bagi penguatan ajaran Islam di Tanah Air,” kata Zaini Abdullah.
Ia menambahkan, pembangunan Masjid Raya dilakukan dalam dua tahap. Yaitu, dalam jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek, akan dilakukan pemasangan 12 Unit payung elektrik di pelataran Masjid. Payung ini layaknya seperti yang terdapat di Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
“Juga akan dibangun basement (lokasi parkir) yang luas, sehingga semakin meningkatkan kenyamanan para pengunjung yang datang untuk berwisata religi. Khusus untuk payung elektrik, nanti akan ditambah 12 unit lagi, supaya lebih rapi teratur dan indah,”ujar Gubernur, yang tampil ceria dan terlihat lebih energik dari hari-hari sebelumnya,” katanya.
Kadis Cipta Karya Aceh, Rizal Aswandi merincikan anggaran persiapan sebesar Rp2,175 Miliar, kemudian untuk pekerjaan struktur Rp163,298 Miliar, pekerjaan arsitektur Rp 125,199 Miliar, pekerjaan elektrikal Rp12,651 Miliar, pekerjaan mekanikal Rp5,714 Miliar, pekerjaan landscape Rp3,206 Miliar, dan pekerjaan nonstruktural Rp1,249 Miliar.
Sementara itu untuk jangka panjang, fokus utama yaitu pembebasan lahan dan bangunan sampai ke tepi sungai Krueng Aceh. Rizal Aswandi merincikan, untuk sisi barat butuh anggaran Rp83,60 Miliar dan pembangunan fisik Rp122,375 Miliar. Kemudian sisi selatan butuh Rp56,129 Miliar dan pembangunan fisik Rp133,643 Miliar.
Ditambahkannya, untuk sisi utara dana yang akan diplotkan adalah Rp 201,1692 miliar dan biaya pembangunan fisik Rp 13 miliar. Sisi timur Rp 105,022 miliar dan pembangunan fisik Rp35,643 Miliar. Selain itu, juga untuk pembangunan lingkungan Masjid yaitu Rp344,845 Miliar dan biaya supervisi Rp4,5 Miliar.

Sehingga totalnya menjadi Rp1,1 Triliun. Sekadar diketahui masjid itu Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612 silam. Namun Masjid itu kemudian terbakar habis saat agresi Belanda pada April 1873.

Empat tahun berselang, tepatnya Maret 1877, penguasa Belanda, Gubernur Jenderal Van Lansberge, menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang terbakar itu. Janji tersebut dilaksanakan oleh Jenderal Mayor Vander selaku Gubernur Militer Aceh pada waktu itu. Pada 9 Oktober 1879, dilakukan pembangunan kembali.
Kemudian tahun 1935, Masjid ini diperluas di bagian kanan dan kirinya. Empat puluh tahun kemudian, kembali diperluas. Pada pertengahan tahun 1981, pelataran masjid Raya Baiturrahman dipercantik dengan pemasangan klinkers di atas jalan-jalan dalam pekarangan.

Sepuluh tahun kemudian, pada masa Gubernur Prof Ibrahim Hasan, terjadi perluasan kembali yang meliputi halaman depan dan belakang, serta bangunan masjid. Saat terjadi gempa yang disertai tsunami, 26 Desember 2004, masjid ini selamat tanpa kerusakan yang berarti.

Artikel ini ditulis oleh: