Jakarta, Aktual.com – Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Singapura untuk memperkuat kerjasama kedua negara. Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta, Ubedillah Badrun menyebutkan, kunjungan Presiden Jokowi ke Singaputa untuk menandatangani kerjasama server penyimpanan data kependudukan di Singapura.
“Saya dapat kabar bahwa Jokowi menandatangani kerjasama penyimpanan data kependudukan di Singapura. Ini merupakan lanjutanj kerjasama Singtel dan Telkom yang diketahui oleh Menteri BUMN, Rini Soemarno,” ucapnya di Jakarta, Rabu (29/7).
Ubed panggilan akrabnya ini mengatakan, kalaupun kabar kerja sama itu benar, maka Jokowi telah melakukan pengabaian terhadap janji-janjinya di saat kampanye soal kedaulatan negara. “Pengabaian kedaulatan, ekonomi, dan langkah politik adalah bukti konkrit Jokowi ingkari janji politiknya,” ucapnya.
Sebaiknya, saran dia, Jokowi harus terbuka kepada rakyat Indonesia tentang semua kerjasama yang dilakukan, bukan menunjukkan sikap panik karena ancaman krisis lalu melakukan kerjasama yang menabrak kedaulatan negara.
“Presiden justru menunjukan kepanikan tingkat tinggi,” tutupnya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kenegaraan ke Singapura untuk memperkuat kerjasama kedua negara. Jokowi mengaku tak akan menawarkan Sumber Daya Alam (SDA) ke Singapura, melainkan akan menawarkan peluang investasi di bidang infrastruktur.
“Menyampaikan kondisi ekonomi kita, peluang-peluang investasi kita yang bisa dimasuki seperti pelabuhan, power plant, jalan tol, terutama infrastruktur. Saya tidak mau jualan Sumber Daya Alam,” kata Jokowi di Singapura, Selasa (28/7).
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini hanya fokus membahas pengembangan kepulauan Batam, Bintan dan Karimun.
Artikel ini ditulis oleh: