Jakarta, Aktual.co — Peluncuran BBM jenis pertalite RON 90 menggantikan premium RON 88, berpotensi mendorong naiknya harga sembako atau berbagai kebutuhan pokok, kata Pengamat ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng.

“Penggantian premium dengan pertalite akan mendorong naiknya harga berbagai kebutuhan pokok, sehingga akan menjadi ‘kado’ bagi umat Muslim yang akan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan 2015,” kata Salamuddin di Jakarta, Selasa (21/4).

Selain itu, menurut dia penggantian premium dengan pertalite juga melanggar UU APBN tentang subsidi BBM, serta akan mengurangi jatah BBM bagi masyarakat berpendapatan rendah.

“Sejak awal pemerintah sudah beritikad tidak baik, dengan menghilangkan subsidi BBM hingga 300 persen dalam APBN Perubahan 2015, sehingga akan merugikan Pertamina, dan ada skenario besar dari pemerintah untuk menghancurkan Pertamina secara sistematis,” ungkapnya.

Selain itu, ada dugaan skenario besar pergantian importir yang menjual BBM ke Pertamina, dengan digantinya premium ke pertalite. “Penggantian BBM premium akan menghilangkan hak masyarakat berpendapatan menengah ke bawah untuk mendapatkan BBM murah dan terjangkau,” ujarnya.

Direktur Puskepi Sofyano Zakaria menyatakan mengganti BBM jenis premium dengan pertalite adalah kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat, karena pada dasarnya rakyat sudah membeli premium yang sudah tidak disubsidi.

“Selain itu, jika alasan pemerintah bahwa premium tidak ramah lingkungan sehingga diganti dengan pertalite, maka harus bisa dibuktikan premium telah merusak lingkungan, karena BBM itu sudah digunakan sejak puluhan tahun oleh rakyat di NKRI,” katanya.

Sebelumnyan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan pihaknya telah memberi lampu hijau kepada PT Pertamina (Persero) untuk meluncurkan varian baru BBM pengganti premium bernama pertalite.

Menurut Sudirman peluncuran pertalite untuk menghapus secara bertahap peredaran premium di masyarakat, produk premium memiliki fitur yang tidak ramah lingkungan dan kerap menimbulkan kecurigaan lantaran spesifikasinya yang sudah tidak ada di pasar internasional.

Artikel ini ditulis oleh: