Jakarta, Aktual.com — Sekjen Kongres Sungai Indonesia 2015, Agus gunawan, mengatakan bahwa penyediaan air bersih untuk warga semakin buruk pada setiap tahunnya.
“Gambaran nyatanya, sekarang ini proses perusakan kualitas air di sungai, dimulai dengan adanya penggundulan hutan, pembangunan perumahan di bantaran sungai sampai pemanfaatan air untuk industri air minum yang semena-mena,” ujar Agus, di Surabaya, Senin (27/7).
Dijelaskan, sungai pada keseluruhan Daerah Aliran Sungai (DAS) badan sungai dari hulu, tengah, hilir hingga muara dan wilayah pesisir, perairannya sudah terpinggirkan dari perspektif pembangunan dan kehidupan masyarakat.
Ditambah lagi, masih sektoralnya penanganan dan pengelolaan permasalahan sungai.
“Para birokrat, mulai dari Kementerian dan institusi pemangku kepentingan lainnya, masih terjebak dan berlindung dibalik tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing, sehingga persoalan sungai tidak akan tuntas,” ucap Agus.
Terkait hal ini, pihaknya akan mengambil sikap pada Kongres Sungai Indonesia pada 26-30 Agustus 2015, yang diselenggarakan di Banjarnegara, Jawa Tengah.
Diketahui, beberapa daerah di Indonesia sudah mulai mengalami kekeringan. Seperti di Lebak, Banten, yang beberapa warganya mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau panjang.
“Kami terus berkoordinasi dengan PDAM setempat untuk memasok air bersih ke lokasi-lokasi yang dilanda kekeringan,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Kaprawi di Rangkasbitung.
Selain itu, sejumlah warga di tga kecamatan di Aceh Utara, terpaksa memanfaatkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat kemarau panjang (Baca: Puluhan Desa Kekurangan Air Bersih).
.
“Akibat musim kemarau banyak sumur warga yang kering, untuk keperluan sehari-hari mereka memanfaatkan air sunggai. Namun ada juga sebagian masyarakat yang minum air sungai karena tidak sanggup beli air dari mobil tangki,” ujar Kepala Desa Blang Aman Kecamatan Lhoksukon, Muhammad Thaib.
Artikel ini ditulis oleh: