Jakarta, Aktual.co — Pengamat hubungan internasional Timur Tengah Ali Munhanif dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah mengharapkan Indonesia dapat menyuarakan penolakan segala bentuk intervensi dari negara lain di negara yang sedang mengalami konflik seperti Yaman.
“Di Konferensi Asia-Afrika sebenarnya Indonesia bisa memberikan suaranya untuk menolak segala bentuk intervensi kecuali intervensi kemanusiaan,” katanya, di Jakarta, Selasa (21/4).
Menurutnya, konflik-konflik yang muncul saat ini seperti di Yaman dengan intervensi dari Arab Saudi dan Iran menunjukkan suatu kenyataan anarki dari hubungan bilateral atau multilateral negara-negara di kawasan Timur Tengah.
“Indonesia semestinya menyuarakan sebuah pola diplomasi atau anjuran, dorongan diplomasi antarnegara untuk mengakhiri anarki itu yakni menghormati kedaulatan negara atau bangsa untuk tetap berdiri tegak dalam konflik-konflik di wilayahnya,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, Indonesia dan negara lainnya dapat menawarkan suatu deklarasi tentang relevansi Konferensi Asia-Afrika (KAA) untuk menolak intervensi dan menjaga perdamaian dunia.
“Indonesia dengan beberapa negara yang tidak berkepentingan khususnya Tiongkok setidaknya itu bisa menawarkan sebuah deklarasi tentang relevansi Konferensi Asia-Afrika dalam konteks menjaga perdamaian dunia saat ini,” tuturnya.
Dalam Peringatan ke-60 Tahun KAA, Indonesia dapat mendeklarasikan semangat dari Dasasila Bandung 1955, yakni dekolonisasi yakni mengusir, menghentikan atau menghapus penjajahan di muka bumi dan berpartisipasi dalam perdamaian dunia.
Artikel ini ditulis oleh:
















