Jakarta, Aktual.com — Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat (Sumbar) Puji Atmoko berpendapat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat merupakan momen yang tepat untuk meningkatkan ekspor daerah.
“Ekspor utama Sumbar Crude Palm Oil (minyak sawit) dan karet ini merupakan kesempatan terbaik meningkatkannya,” kata Puji di Padang, Jumat (31/7).
Akan tetapi menurut dia saat ini harga kedua komoditas tersebut secara global saat ini sedang turun sehingga potensi ini jadi tidak maksimal. Pada sisi lain ia melihat saat ini Indonesia masih mengalami defisit dimana impor lebih besar dari pada ekspor. Untuk Sumbar, lahan sawit yang cukup besar berada di Kabupaten Pasaman dan Dharmasraya.
Namun jika dilihat dari beberapa provinsi lain di Sumatera, produksi CPO Sumbar relatif kecil hanya enam persen dari total produksi CPO di Sumatera, kata dia Ia menyebutkan pangsa produksi CPO di Sumatera ada di Riau sebesar 36 persen, Sumatera Utara 25 persen, Sumatera Selatan 15 persen, Jambi sembilan persen dan Sumbar enam persen.
Puji menilai pertumbuhan produksi kelapa sawit di Sumbar relatif stagnan dengan pertumbuhan rata-rata lima tahun terakhir dibawah lima persen.
Ke depan yang perlu dilakukan adalah meningkatkan nilai tambah CPO melalui industri pengolahan jika peningkatan produksi tidak dimungkinkan lagi, kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka