Jakarta, Aktual.com – Pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng mengatakan pemerintahan Joko Widodo merupakan pemerintahan pertama dalam sejarah yang menugaskan Pertamina menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis ‘Yoyo’.

Yakni jenis BBM yang harganya bisa dinaikkan setiap saat, seperti permainan ‘yoyo’, sesuai perkembangan harga pasar.

Naik turunnya harga BBM inilah yang menurut Daeng jadi penyebab utama inflasi tinggi dan daya beli menurun.

Sebab setiap harga BBM naik, harga-harga kebutuhan rakyat meningkat secara serempak.

“Namun sebaliknya, setiap harga BBM turun, harga tidak satu pun yang mengalami penurunan,” ujar dia, dalam keterangan tertulis yang diterima Aktual, Jakarta, Jumat (31/7).

Daeng menganggap penetapan harga secara suka-suka oleh pemerintah pun terkadang hanya sekedar untuk pencitraan saja. Yakni kalau ada kesempatan menurunkan harga BBM.

“Pertamina diharuskan menjual BBM sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah. Sementara pemerintah menetapkan harga dengan ‘khayalan’, pertamina menjual BBM ‘kenyataan’. Hal ini yang membuat Pertamina merugi,” ujar dia.

Sebagai informasi, sejak dikeluarkan Perpres 191 tahun 2014 lalu, harga BBM jenis premium tidak lagi mendapat kucuran subsidi dari pemerintah. Dengan demikian harga BBM dapat ditetapkan setiap bulan sekali atau maksimal setiap dua kali dalam sebulan.

Artikel ini ditulis oleh: