Jombang, Aktual.com – Ketum PBNU KH Said Aqil Sirodj mengatakan bahwa Islam nusantara yang menjadi tema besar dalam Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, bukanlah madzab atau aliran baru dalam Islam. Ada empat hal yang menjadi semangat Islam nusantara.

Pertama, ruuhuddin atau semangat keagamaan. Semangat ini ditekankan Said dalam kehidupan sehari-hari menyangkut moral atau akhlak. Bagaimanapun, agama tanpa akhlak bukanlah prinsip beragama yang sesungguhnya.

Dicontohkan keindahan akhlak yang selama ini ditunjukkan para ulama nusantara seperti Kiai Bisri Syamsuri (alm) yang dikenal tegas dalam berfikih sekaligus lentur dalam menyikapi segala problematika bangsa.

Kedua semangat nasionalisme. Dalam hal ini dicontohkan Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asyari selaku Nahdlatul Ulama yang berpesan kepada anaknya Kiai Wahid Hasyim agar tidak mempertentangkan antara Islam dan nasionalisme. Menurut Kiai Hasyim, dua khazanah itu saling melengkapi.

“Islam menjadi kuat di suatu kawasan karena ada semangat kebangsaan yang menyala di dada dan bangsa ini bisa menjadi kokoh karena diisi dengan nilai-nilai Islam,” jelas Said.

Ketiga semangat kebhinekaan. Ditekankan dia bahwa kebhinekaan merupakan fitrah yang dimiliki oleh bangsa ini dan tidak ada negara lain di dunia ini yang memiliki kekayaan budaya dan begitu banyak suku, budaya, dan adat istiadat.

“Di atas sajadah Nusantara inilah kita belajar memahami firman Allah walau syaallahu lajaa’lakum ummatawwahidatan,” ucapnya.

Semangat keempat, yakni ruuhul insaniyah atau semangat kemanusiaan. Dunia tanpa peperangan dan tanpa senjata pemusnah massal bukan hanya akan menjadi angan-angan belaka. Melalui jalan musyawarah, ia menyatakan konflik bisa diselesaikan.

Artikel ini ditulis oleh: