Jakarta, Aktual.com — Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan pagi ini dibuka masih dikisaran level Rp13.500. Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, Senin (3/8), mata uang Garuda dibuka menguat 25 poin atau 0,18% ke level Rp13.514 per dolar AS.
Rupiah terus melaju pada pk. 08:01 WIB, menguat 29 poin atau 0,21% ke Rp13.510 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan bursa saham, rupiah masih terus menguat meninggalkan level Rp13.500, yakni menguat 0,32% atau 44 poin ke level Rp13.495 per dolar AS.
Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya mengemukakan, kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini masih akan dalam tekanan .
“Pelemahan rupiah bisa bertahan minggu ini, walaupun hari ini bisa berkurang,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta di Jakarta, Senin (3/8/2015).
Rupiah, kata dia, semakin tertekan hingga menyentuh level terlemahnya yang baru di kisaran 13.500 pada Jumat sore, setelah dolar menguat terhadap seluruh mata uang di Asia.
“Penguatan dollar index yang mulai berakhir, diharapkan dapat mengurangi tekanan pelemahan terhadap rupiah,” kata Rangga.
Lebih lanjut dikemukakan dia, mayoritas data ekonomi AS yang diumumkan Jumat malam gagal mempertahankan harapan kenaikan suku bunga yang meninggi di pasar, sejak rilis FOMC meeting di tengah minggu lalu.
Hal itu langsung menekan indeks dolar, dan yield US Treasury dengan tenor 10 tahun yang yield-nya anjlok hingga 2,1%.
Dimulai kembalinya pembicaraan dana talangan lanjutan untuk Yunani, juga membangkitkan optimisme di pasar global, sehingga mengurangi permintaan aset dolar.
“Pagi ini ditunggu angka Caix China PMI Manufacturing,” kata Rangga.
Sementara itu, angka inflasi Juli yang akan dirilis BPS siang ini, diperkirakan turun ke kisaran 7,1% YoY. Walaupun belum tentu direspons positif oleh investor.
“Perhatian terhadap data akan langsung beralih ke angka GDP kuartal II/2015, yang datang tengah minggu. Diperkirakan lebih buruk dari kuartal I/2015,” tandas Rangga.
Artikel ini ditulis oleh: