Jakarta, Aktual.com — Laju nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini dibuka menguat 6 poin. Kendati demikian, mata uang Garuda masih berkubang dikisaran level Rp13.500-an
Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, Selasa (4/8), rupiah dibuka menguat 6 poin atau 0,04% ke Rp13.504 per dolar AS. Rupiah jadi menguat 8 poin atau 0,06% ke Rp13.502 per dolar AS pada pk. 08:20 WIB.
Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya mengemukakan, kendati turunnya dolar index dapat mengurangi derajat pelemahan rupiah, namun potensi pelemahan rupiah masih akan berlanjut.
“Rupiah berpeluang kembali tertekan hari ini, walaupun turunnya dollar index bisa mengurangi derajat pelemahannya,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta di Jakarta, Selasa (4/8).
Dikemukakan dia, minyak mentah anjlok 7% malam tadi, setelah angka manufaktur China dan AS turun, di tengah meningkatnya pasokan minyak mentah oleh OPEC. Penurunan harga minyak juga diikuti oleh jatuhnya harga komoditas lain.
Sementara itu indeks dolar AS turun tipis merespons angka manufaktur AS yang buruk, sekaligus mengoreksi harapan kenaikan suku bunga the Fed yang meningkat semenjak FOMC meeting minggu lalu.
Sementara itu, inflasi Juli yang diumumkan di atas harapan, kembali menekan rupiah dan yield SUN. Walaupun di pasar global indeks dolar sudah mulai mereda penguatannya.
“Tekanan pelemahan rupiah diperkirakan masih akan bertahan jika tanpa intervensi,” ujar Rangga.
Pelemahan dolar yang bertahan akibat buruknya data AS, sepertinya akan tertutupi oleh harapan buruknya angka PDB kuartal II/2015 Indonesia yang akan diumumkan besok. Diperkirakan turun ke 4,6% YoY dari 4,7% YoY.
Artikel ini ditulis oleh: