Jakarta, Aktual.co — Beberapa investor asing mulai melirik dan tertarik untuk membangun pembangkit listrik di Indonesia sehubungan dengan target pemerintah berencana membangun pembangkit berkapasitas 35.000 megawatt dalam lima tahun ke depan.

“Tadi banyak investor yang tertarik untuk turut membangun pembangkit ataupun transmisi,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini M Soemarno, di sela-sela acara World Economic Forum on East Asia (WEF-EA) di Jakarta, Senin (20/4).

Rini mengatakan, beberapa negara yang tertarik antara lain adalah Amerika Serikat, India, dan juga Republik Rakyat Tiongkok. Di mana skema selain investasi tersebut, yang bisa dilakukan nantinya bisa bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) ataupun menjual listrik tersebut.

“Ini yang akan kita dorong terus atau mereka bisa berpartner dengan PLN, atau menjual listriknya,” ujar Rini.

Menurut Rini, pihaknya segera melakukan tindak lanjut dengan manajemen PLN untuk melihat beberapa kemungkinan skenario kerja sama yang bisa dilakukan untuk mencapai target pemerintah dalam lima tahun ke depan.

“Akan ditindaklanjuti oleh manajemen PLN untuk melihat kemungkinan-kemungkinannya, biarpun saat ini sudah ada yang langsung menunjukkan minat ke PLN terutama dari Jepang dan Tiongkok,” kata Rini.

Rini menambahkan, hingga saat ini masih belum ada pembicaraan lebih lanjut dan pada WEF-EA tersebut sesungguhnya memang tidak ditargetkan untuk menggaet investasi, namun tujuan utamanya selain pembangunan infrastruktur, yang paling diharapkan adalah membangun industri dalam negeri.

“Yang paling utama ingin kita tingkatkan adalah bagaimana membangun industri di dalam negeri, karena kita perlu mendorong ekspor,” kata Rini.

Dari target pembangunan pembangkit 35.000 MW, sebesar 14.700 MW sedang dalam proses perencanaan, sebesar 13.500 MW sedang dalam proses procurement, sebesar 7.400 MW masuk proses konstruksi, kemudian ada 7.200 MW sedang dalam proses financing.

Sebanyak 155 lokasi pembangkit sudah siap digunakan dengan kapasitas total 12.700 MW. Ada pun sisa 209 lahan pembangkit untuk kapasitas 12.800 MW dinyatakan masih belum siap.

Dalam WEF-EA, Indonesia kembali dipercaya menjadi tuan rumah oleh World Economic Forum untuk menghelat WEF-EA yang ke-24 dengan mengusung tema “Anchoring Trust in East Asia’s New Regionalism”.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka