Jakarta, Aktual.com — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2015 mencapai 4,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Artinya perekonomian nasional melambat jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 4,71 persen.
Dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan Rp2.293,3 triliun dan atas dasar harga yang berlaku Rp2.866,8 triliun.
“Kalau dibandingkan negara-negara lain banyak yang di bawah 3 persen, kita masih di atas 4 persen, dan tidak resesi. Resesi itu kalau pertumbuhannya negatif dua kuartal berturut-turut,” ujar Kepala BPS, Suryamin di Jakarta, Rabu (5/8).
Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2015 tertinggi terdapat pada sektor pertanian, jasa pendidikan, dan pengadaan listrik dan gas. Pertanian memiliki share pada kuartal II 2015 sebesar 10,09 persen, jasa pendidikan 6,31 persen, dan pengadaan listrik dan gas 4,43 persen.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi tertinggi tahun ke tahun terdapat pada sektor jasa pendidikan (12,16 persen), informasi dan komunikasi (9,56 persen), dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial (8,16 persen).
“Pertanian paling tinggi karena adanya pergeseran waktu panen, jadi yang tadinya harus panen di kuartal I geser ke kuartal II karena cuaca. Dan ini akibat dari peningkatan bahan pangan dan tanaman bahan pangan,” jelas dia.
Sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I 2015 dibandingkan semester I 2014 tumbuh 4,7 persen.
“Pertumbuhan ekonomi global juga melambat untuk beberapa negara dipicu rendahnya harga berbagai komodias migas dan nonmigas internasional,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka