Jakarta, Aktual.com — Bursa Efek Indonesia (BEI) akan terus meningkatkan peran industri pasar modal menjadi sumber pendanaan bagi perusahaan domestik dalam rangka melakukan ekspansi bisnis.
Direktur BEI Samsul Hidayat mengemukakan bahwa dana yang dihimpun melalui pasar modal seperti penawaran umum perdana saham atau “initial public offering” (IPO), pencatatan saham baru (rights issue) maupun penerbitan surat utang (obligasi) pada tahun 2015 ini masih tinggi.
“Selain melalui sosialisasi kepada perusahaan yang sudah rutin dilakukan, BEI juga memperkuat ‘database’ perusahaan di Indonesia dari berbagai sumber baik lembaga pemerintah maupun swasta. Tujuannya untuk membantu perusahaan nasional meraih pendanaan yang baik,” katanya di Jakarta, Rabu (5/8).
Samsul Hidayat mengemukakan bahwa total dana yang digalang korporasi per 31 Juli 2015 melalui pasar modal berjumlah Rp74,91 triliun, yang didapat dari IPO senilai Rp8,92 triliun, “right issue” senilai Rp14,25 triliun, dari Non HMETD sebesar Rp4,67 triliun, dan Rp47,07 triliun dari penerbitan obligasi.
Jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, penggalangan dana melalui IPO meningkat 82 persen dari Rp4,89 triiun menjadi Rp8,92 triliun, Non HMETD meningkat 55 persen dari Rp3 triliun menjadi Rp4,67 triliun.
Lalu, penerbitan obligasi juga meningkat dari Rp26,99 triliun menjadi Rp47,07 triliun. Sedangkan “right issue” mengalami penurunan sebesar 22 persen dari Rp18,19 triliun menjadi Rp14,25 triliun pada periode yang sama.
“Meski terdapat fluktuasi di pasar saham, yang salah satunya dipengaruhi oleh perekonomian di domestik dan luar negeri, namun hal tersebut tidak menyurutkan minat perusahaan untuk tetap memperoleh pendanaan di pasar modal,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio meyakini bahwa kinerja emiten dalam negeri masih lebih baik dibandingkan laju ekonomi nasional pada semester pertama tahun ini. Hasil kinerja keuangan emiten yang sudah melaporkan ke BEI terlihat beragam. Namun, persentase kinerja emiten yang menurun terpantau masih lebih baik dibandingkan penurunan ekonomi nasional.
“Seturun-turunnya ekonomi negara kita, masih banyak perusahaan yang untung. Bank misalnya, lihat saja kinerjanya masih cukup bagus,” ucapnya.
Pada Rabu ini (5/8), Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia triwulan II-2015 terhadap triwulan II-2014 (year on year) tumbuh 4,67 persen, melambat dibanding capaian triwulan II-2014 yang tumbuh 5,03 persen dan triwulan I-2015 yang tumbuh 4,72 persen.
Artikel ini ditulis oleh: