Jakarta, Aktual.com — Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sehari jelang akhir pekan pagi ini dibuka di zona positif. Indeks menguat lima poin.
IHSG terapresiasi tipis 5,408 poin (0,11%) ke level 4.855,940 pada perdagangan preopening. Sementara itu, Indeks LQ45 tumbuh tipis 1,384 poin (0,17%) ke level 828,938.
Membuka perdagangan, IHSG maju 7,813 poin (0,16%) ke level 4.858,345. Indeks LQ45 naik 2,047 poin (0,25%) ke level 829,091.
Hingga pukul 9.05 waktu JATS, IHSG tumbuh 14,599 poin (0,30%) ke level 4.865,650. Sedangkan Indeks LQ45 naik 3,865 poin (0,47%) ke level 831,419.
First Asia Capital dalam risetnya mengemukakan, Indeks Harga Saham Gabungan ada perdagangan hari ini akan bergerak dengan support di level 4830 dan resisten di level 4910, cenderung menguat.
“Melanjutkan perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan berpeluang melanjutkan penguatannya,” kata Analis First Asia Capital David Sutyanto dalam risetnya, Jakarta, Kamis (6/8).
Akan tetapi, sambung dia, bayangan depresiasi rupiah atas dolar AS yang telah menembus level Rp13500 diperkirakan akan membuat penguatan menjadi terbatas. Pelemahan rupiah atas dolar terutama terimbas pelemahan mata uang emerging market terhadap dolar AS menyusul antisipasi pasar atas kenaikan tingkat bunga The Fed menjelang akhir tahun.
Sementara itu, Wall Street tadi malam terpantau bergerak bervariasi. Indeks DJIA koreksi tipis 0,06% di 17540,47 akibat tekanan terhadap saham Disney yang terkoreksi 9% lebih. Sedangkan indeks S&P dan Nasdaq masing-masing menguat 0,31% dan 0,67% di 2099,84 dan 5139,94.
“Wall Street tadi malam digerakkan pencapaian laba sejumlah emiten di atas estimasi terutama laba perusahaan teknologi. Data ekonomi AS seperti indeks ISM Non-Manufacturing Juli yang naik ke 60,3 di atas perkiraan 56,3 mengindikasikan aktivitas industri jasa negara tersebut bergerak tumbuh lebih cepat turut mengangkat rebound saham di Wall Street,” papar David.
Ia menambahkan, pada perdagangan saham kemarin, pergerakan indeks didominasi oleh aksi beli atas saham sektoral terutama yang sensitif interest rate seperti sektor perbankan. Pelaku pasar berspekulasi Bank Indonesia (BI) akan menurunkan tingkat bunganya pada paruh kedua tahun ini menyusul tekanan perlambatan ekonomi domestik.
Kemarin BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal dua tahun ini hanya 4,67% (yoy) melambat dibandingkan 1Q15 sebesar 4,72%. Sepanjang paruh pertama tahun ini pertumbuhan ekonomi domestik hanya mencapai 4,7%. Pertumbuhan ekonomi 2Q15 yang hanya 4,67% ini merupakan yang terendah sejak 2009 lalu.
“IHSG akhirnya berhasil ditutup di atas 4800 yakni di 4850,532 atau naik 69,445 poin (1,45%). Namun kenaikan ini dibayangi dengan berlanjutnya depresiasi rupiah atas dolar AS yang kemarin menembus Rp13500,” tutupnya.
Artikel ini ditulis oleh: