Jakarta, Aktual.com — Cendekiawan Komaruddin Hidayat mengatakan manajemen kenegaraan dan kebangsaan Indonesia mengalami pengenduran hingga menjelang 70 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Manajemen kenegaraan dan kebangsaan Indonesia kendur. Ibarat rumah, Indonesia memiliki tiang yang tidak kokoh dimana pintu dan jendelanya terbuka, yang mengakibatkan angin dari luar masuk dengan bebas,” kata Komaruddin, di Jakarta, Kamis (6/8).
Ada pun ‘angin’ yang dimaksud Komaruddin adalah informasi, pihak serta modal asing. Pihak yang diharapkan dapat ‘mengencangkan’ kekenduran ini adalah birokrasi serta pemimpin, dimulai dari tingkat pimpinan daerah.
“Pemda-pemda di era otonomi daerah sebenarnya diharapkan menjadi penengah, di mana dia melayani ke bawah dan memperkuat ke atas,” katanya.
Namun sayangnya, hal tersebut tidak berhasil dilakukan di masa kini. Sebab kenyataan yang terjadi adalah pemda tidak melayani ke bawah dan tidak solid menjalin hubungan dengan pemerintah pusat.
Padahal, tutur dia, Indonesia yang memiliki wilayah dengan sumber daya yang berbeda-beda, semestinya memiliki pemimpin kuat untuk dapat melakukan pemerataan pembangunan.
Selain itu, gagalnya otonomisasi daerah untuk memaksimalkan aset-aset daerah, kata Komaruddin, disebabkan pemimpin daerah tidak mumpuni.
“Kesalahan itu sebenarnya akibat partai politik gagal mencalonkan figur yang berkualitas menjadi pimpinan daerah. Parpol cenderung memilih yang berduit saja,” ucap Komaruddin.
Untuk memecahkan masalah ini, dia menekankan pentingnya pendidikan politik, yang bukan hanya melibatkan parpol, tetapi juga pihak lain seperti ulama dan kaum intelektual.
Artikel ini ditulis oleh: