Kuala Lumpur, Aktual.com – Kegiatan reklamasi di Laut Tiongkok Selatan, telah “meningkatkan ketegangan” di kawasan, kata para menteri Asia Tenggara, Kamis (6/8), saat mereka menutup pertemuan yang didominasi oleh diskusi tentang keprihatinan atas pembangunan pulau Beijing.
“Kami mencatat keprihatinan serius yang diungkapkan oleh beberapa menteri pada reklamasi lahan di Laut Tiongkok Selatan, yang telah mengikis kepercayaan dan keyakinan, meningkatkan ketegangan dan dapat merusak perdamaian, keamanan dan stabilitas di Laut Tiongkok Selatan,” menurut pernyataan bersama yang dilansir dari AFP.
“Kami membahas secara luas hal-hal yang berkaitan dengan Laut Tiongkok Selatan dan tetap prihatin atas perkembangan terakhir dan berkelanjutan di daerah itu.” Pernyataan itu, sebuah komunike bersama yang muncul dari pertemuan Selasa (4/8) Asosiasi 10-negara Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), diumumkan ke publik kemudian, kata penyelenggara.
Tiongkok telah memicu kewaspadaan dengan memperluas terumbu kecil dan membangun pos militer, langkah yang dilihat oleh beberapa tetangganya sebagai melanggar janji kawasan untuk tidak melakukan tindakan provokatif di daerah itu.
Sengketa lama itu telah berkobar pada pertemuan tersebut, yang dihadiri perwakilan dari negara-negara ASEAN seperti Vietnam, Filipina dan Malaysia termasuk utusan dari lebih dari selusin negara-negara lain seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Sumber-sumber diplomatik mengatakan waktu dua hari yang dibutuhkan untuk menyepakati komunike itu disebabkan oleh perselisihan antar delegasi atas seberapa keras upaya untuk mendorong Tiongkok terkait masalah ini.
Mereka mengatakan Filipina dan Vietnam, khususnya, mendorong untuk bahasa yang lebih kuat dari reklamasi tanah Tiongkok, yang dapat membantu menopang klaim sengketa teritorial Beijing.
Tapi, ada penolakan dari sekutu tradisional Tiongkok dalam ASEAN, mereka menambahkan. Kamboja, Myanmar, dan Laos adalah sekutu dekat Tiongkok.
Pro dan kontra atas bagaimana upaya untuk merespon Tiongkok adalah kejadian berulang pada pertemuan ASEAN, yang beberapa anggotanya mewaspadai peningkatan pengaruh Beijing di wilayah tersebut, namun tetap ingin menjaga hubungan dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Artikel ini ditulis oleh: