Foto kombo Menkeu Bambang Brodjonegoro memberikan keterangan terkait realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 di Gedung kemkeu, Jakarta, Rabu (5/8). Realisasi pendapatan negara pada semester pertama mencapai Rp.771,4 triliun atau 43,8 persen sedangkan realisasi belanja negara mencapai Rp.913,5 triliun atau 46 persen dari pagu belanja negara. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nz/15

Jakarta, Aktual.com —  Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro optimistis realisasi pajak tahun 2015 bisa mendekati target yang ditetapkan dalam APBN-P sebesar Rp1.294,2 triliun, meskipun hingga pertengahan tahun penerimaan belum memenuhi ekspektasi.

“Pengalaman tahun lalu, pajak lebih tinggi di semester dua dibandingkan semester satu. Jadi memang menumpuk di akhir tahun, kayak belanja,” katanya di Jakarta, Jumat (7/8).

Menkeu mengakui ada kemungkinan ‘shortfall’ penerimaan pajak tahun 2015 hingga Rp120 triliun, namun pemerintah berupaya mendorong penerimaan melalui kebijakan “reinventing policy” agar realisasi tidak terlampau rendah.

Salah satunya melalui pencanangan tahun pembinaan dimana seluruh wajib pajak diimbau agar membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT) hingga lima tahun terakhir atas kemauan sendiri, sekaligus melunasi kekurangan pajaknya, dengan insentif pembebasan sanksi administrasi.

Selain itu, bagi orang pribadi atau badan yang telah memenuhi syarat subjektif dan objektif sebagai wajib pajak, namun belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), diharapkan segera mendaftarkan diri, menyampaikan SPT sekaligus melunasi pajaknya.

“Untuk tahun pembinaan pajak, orang masih boleh membayar sampai akhir tahun yang kekurangan lima tahun itu. Jadi tidak harus membayar sekarang, mereka bisa bayar, bahkan mencicil, sampai akhir tahun,” ujar Menkeu.

Menkeu menambahkan tahun 2015 merupakan kesempatan terakhir bagi masyarakat yang belum memenuhi kewajiban perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan, sebelum implementasi penegakan hukum besar-besaran di tahun 2016.

Ia mengatakan kebijakan ini telah membantu realisasi penerimaan pajak hingga semester I-2015, terutama dari pajak penghasilan (PPh), karena pendapatan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) masih belum tumbuh sesuai harapan akibat lesunya kegiatan ekonomi.

“Namun, PPN masih bisa tumbuh, karena tahun pembinaan pajak tidak hanya untuk (mendorong penerimaan) PPh, tapi untuk PPN juga. Selain itu kita mau membereskan faktur elektronik, agar yang masuk restitusi yang benar,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka