Jakarta, Aktual.com —  Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Jawa Timur, mencatat laju inflasi di kota setempat pada bulan Juli tahun 2015 mencapai 0,83 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 118,70. Pada bulan Juli 2015, delapan daerah di Jawa Timur yang menjadi lokasi survei IHK mengalami inflasi dan Madiun merupakan urutan ketiga.

“Inflasi tertinggi terjadi di Jember sebesar 0,94 persen, kemudian Sumenep 0,86 persen, Kota Madiun 0,83 persen, Probolinggo 0,70 persen. Kemudian, Banyuwangi 0,62 persen, Malang 0,57 persen, Kediri 0,52 persen, dan Kota Surabaya 0,38 persen,” ujar Kasi Statistik Distribusi BPS Kota Madiun, Sri Marheningrum, Sabtu (8/8).

Menurut dia, inflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya kenaikan harga pada semua kelompok pengeluaran. Dari tujuh kelompok pengeluaran yang ada, tercatat semuanya mengalami inflasi.

Adapun, penyumbang inflasi tertinggi yakni pada kelompok bahan makanan sebesar 1,69 persen dan kelompok komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,57 persen, lalu kelompok makanan jadi, rokok, dan tembakau sebesar 0,89 persen.

Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,03 persen; kelompok sandang sebesar 0,44 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,32 persen, serta kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen.

Ia menjelaskan sejumlah komoditas yang memicu terjadinya inflasi antara lain kenaikan harga daging ayam ras dan tarif angkutan. Hal itu karena bulan Juli bersamaan dengan perayaan Idul Fitri 1436 Hijriah.

“Yang paling dominan memicu inflasi adalah daging ayam ras dan tarif angkutan. Daging ayam saja saat lebaran kemarin mencapai Rp35 ribu per Kilogram dan itu cukup tinggi lonjakannya,” kata Marhen.

Hal itu memicu inflasi sebab daging ayam ras nilai konsumsinya cukup tinggi di masyarakat. Sementara tarif angkutan memicu inflasi karena bersamaan dengan momentum lebaran Ia menambahkan dibandingkan lebaran tahun lalu di bulan yang sama, inflasi Kota Madiun lebih rendah dari tahun 2015 yang mencapai 0,61 persen.

Peningkatan di tahun 2015 tersebut diprediksi karena tingginya pola konsumsi masyarakat yang cenderung meningkat selama momentum bulan Ramadhan dan Lebaran.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka