Jakarta, Aktual.com — Kalimat pertama dalam Pancasila merupakan landasan para ‘founding fathres’ untuk melahirkan sila-sila yang lainnya. Dalam sila pertama ditegaskan, bahwa dengan memiliki keyakinan (agama), khususnya Islam, merupakan fundamen utama pembangun karakter bangsa Indonesia.

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi mukhtamar Surabaya, Romi Romahurmuziy berpendapat, sesuai sila pertama dalam Pancasila seharusnya setiap peraturan yang disahkan melalui per-Undang-undangan dibahas dengan merujuk kepada syariat Islam.

“Sejarah adalah bagian dari hikmah dimana kita belajar kepadanya. Inilah yang terjadi bahwa ketuhanan kita mejadi yang Maha Esa. Sebagian propagandis yang kemudian mencoba memodernisasi sejarah mengatakan, bahwa Ketuhanan yang Maha Esa ini adalah tauhid rakyat Indonesia. Karena yang memiliki Tuhan yang satu, hanyalah agama-agama samawi, khususnya Islam. Maka, Ketuhanan yang Maha Esa ini adalah terjemahan konstitusional dari “Qul huwa allaahu ahad”, tidak ada yang lain kecuali Islam,” papar Romi dalam sebuah diskusi di Masjid Al-Azhar, Jakarta, Minggu (9/8).

Menurut Wakil Presiden pertama Indonesia, Muhammad Hatta, Sila pertama dalam Pancasila merupakan nilai yang menjadi dasar moral. Romi pun ikut berkomentar mengenai hal itu. Dia mengatakan, dengan pernyataan Hatta, seharusnya para pemimpin bangsa ini bisa melihat adanya keharusan untuk memberikan ruang, masuknya syariat Islam ke dalam aturan-aturan yang diberlakukan oleh pemerintah.

“Kalau kita membaca itu sebagai semangat dari Pancasila yang kemudian digunakan untuk menjiwai sila-sila yang lain, maka akan nampak, bahwa ada kewajiban moral bagi pemimpin-pemimpin bangsa ini untuk memberikan keleluasaan akan terkodifikasikan hukum-hukum Islam ke dalam aturan perundang-undangan,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu