Jakarta, Aktual.com — Tiongkok menawarkan komitmen investasi 100 miliar dolar AS atau setara Rp1.350 triliun kepada Indonesia untuk membangun proyek-proyek infrastruktur yang sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

Hal itu dikatakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof A. Chaniago, setelah bertemu dengan 11 delegasi Tiongkok yang dipimpin Menteri Pembangunan Nasional dan Komisi Reformasi Tiongkok Xu Shaoshi.

“Mereka menawarkan untuk pembangunan jalan, pembangkit listrik, termasuk juga pembangunan industri pengolahan, seperti baja,” kata Andrinof di Jakarta, Selasa (11/8).

Dalam pertemuan itu, ujar Andrinof, pemerintah dan delegasi Tiongkok telah mendikusikan rencana dan arah pembangunan Indonesia yang sudah tercantum di RPJMN 2015-2019.

Menurut Andrinof, dirinya mengingatkan Tiongkok bahwa investasi yang dijanjikan agar diarahkan pada pembangunan infrastruktur untuk industrialisasi dan pembangunan kewilayahan, khususnya di luar Jawa.

Oleh karena itu, di dalam pertemuan itu, Andrinof menyinggung beberapa proyek industrialisasi yang sebelumnya dijanjikan akan dibangun oleh Tiongkok.

Proyek itu antara lain, pembangunan sejumlah Pembangkit Listrik Hidro di Kalimantan Utara yang bisa menghasilkan daya 1000 megawatt. Kemudian, rencana pembangunan pabrik baja di Kalimantan yang akan memanfaatkan batu bara yang melimpah di Kalimantan.

Nilai proyek pabrik baja itu, kata Andrinof, senilai 20 miliar dolar AS. Investor swasta Tiongkok sudah berminat dalam proyek itu.

“Pemerintah mengingatkan, karena khawatir Tiongkok terlalu fokus pada proyek kereta api cepat. Khawatir mereka lupa ada komitmen dari mereka mau bangun industri baja di Kalimantan, dan pembangkit listrik hidro 1000 MW di Kalimantan Utara,” tutur dia.

Selanjutya, menurut Andrinof, pemerintah juga akan menyerahkan daftar rincian proyek infrastruktur dalam Daftar Rencana Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (DRPHLN) 2015-2019, dan buku Kerja Sama Pemerintah dan Swasta (Public Private Partnership Book) 2015 kepada Tiongkok untuk memudahkan sasaran investasi.

Di kesempatan yang sama, Menteri Xu Shaoshi mengatakan kualitas dari realisasi investasi Tiongkok akan menjadi prioritas dalam kerja sama kedua negara ke depannya.

Dia berjanji akan mendorong swasta, dan BUMN Tiongkok untuk meningkatkan kualitas dari hasil kerja sama dengan Indonesia, berkaca dari proyek-proyek sebelumnya.

Artikel ini ditulis oleh: