Jakarta, Aktual.com — Lembaga lingkungan hidup di Provinsi Anhui, Tiongkok Timur, berusaha menanggulangi wabah ganggang biru di Danau Chahou, danau air tawar terbesar kelima di negeri itu, saat mereka berusaha menjamin ketersediaan air bersih buat warga setempat.
Ganggang biru tumbuh sebesar 852 persen dari tingkat normal pada 1 Juli dan telah sulit dikendalikan, kata Zhu Yu, Wakil Direktur Pusat Pemantau Lingkungan Hidup di Anhui.
Ganggang tersebut, yang biasanya mekar pada musim panas di tengah temperatur hangat, ditemukan di Bakaou dan Chuanchang, dua sumber air minum di Danau Chaohu. Puluhan pekerja lingkungan hidup mengumpulkan ganggang biru itu dari danau.
“Kami secara seksama mengawasi kualitas air. Microcystin, racun yang mengancam air minum, belum ditemukan. Kami juga telah meningkatkan prosedur penjernihan untuk menjamin pasokan air,” kata Zhu.
Pasokan air darurat sudah disiapkan, kata Zhu, sebagaimana dikutip Xinhua, Rabu (12/8), sebanyak 50.000 ton air dapat dipasok dari sumber air lain dalam 10 hari.
He Zequn, Wakil Direktur Departemen Perlindungan Lingkungan Hidup, mengatakan hawar ganggang biru di Chahou telah mereda selama beberapa tahun belakangan, tapi tahun ini hawar telah muncul lagi.
Dalam pertanian, hawar adalah salah satu dari gejala serangan suatu patogen tumbuhan. Serangan hawar ditandai dengan perubahan penampilan tumbuhan secara cepat, diawali dengan layu pada sebagian besar jaringan (terutama daun), kemudian diikuti klorosis yang cepat (hanya dalam beberapa hari), menjadi coklat, lalu kematian jaringan di bagian permukaan. Gejala awal dapat berupa suatu lesi/bercak yang melingkar di daun yang semakin lama semakin besar.
Lebih dari 220 juta yuan (sebanyak 35 juta dolar AS) telah dikeluarkan untuk mengendalikan ganggang biru tahun ini. Sebanyak 120.000 ton ganggang biru telah dikumpulkan.
“Kemunculan kembali ganggang biru adalah peringatan baru buat kami. Kami harus melanjutkan semua upaya,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: