Jakarta, Aktual.co — Komisi VIII DPR RI meminta agar Kementerian Sosial segera melakukan verifikasi dan validasi data kemiskinan di Indonesia.
Sebab, data-data kemiskinan yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dinilai sudah tidak aktual lagi.
Ketua Komisi VIII DPR, Saleh Partaonan Daulay mengatakan bahwa banyak warga masyarakat yang mengajukan protes karena tidak masuk di dalam data penerima Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) .
“Saya kira, hanya masyarakat yang merasa layak yang mau mengajukan protes seperti itu. Karena itu, kita bisa saja meyakini bahwa data yang ada sudah tidak aktual. Apalagi, data yang dijadikan patokan masih bersumber dari data tahun 2011,” ucap Saleh dalam keterangan tertulisnya yang diterima Aktual.co, di Jakarta, Senin (20/4).
Selain itu, sambung poltisi PAN itu, pemerintah didorong untuk mensistematisasi pendataan kemiskinan di bawah satu kementerian/lembaga. Dengan demikian, ujar dia, data yang tersedia dapat dipertanggungjawabkan secara baik, sehingga pada titik ini, kementerian atau lembaga lain tidak diperkenankan lagi membuat pendataan.
“Selama ini, sumber data kemiskinan merujuk pada banyak lembaga, seperti BPS, Bapenas, BKKBN, dan kemensos. Masing-masing lembaga memiliki indikator kemiskinan tersendiri. Akibatnya, data yang dihasilkan berbeda antara satu dengan yang lain,” beber dia.
Oleh karena itu, kedepannya pendataan kemiskinan ini seharusnya menjadi kewenangan kementerian sosial. Selain memiliki pengalaman dalam mengurus persoalan kemiskinan, kemensos juga memiliki jaringan yang cukup luas di seluruh Indonesia. Jaringan yang dimiliki tidak saja pegawai kemensos, tetapi juga para pendamping program, karang taruna, TKSK, dan ormas-ormas yang ada.
“Jaringan kemensos inilah yang dimaksimalkan fungsinya. Karena mereka ada di tengah masyarakat, tentu merekalah yang tahu siapa yang layak dibantu oleh negara. Beda dengan tim survey yang didatangkan dari ibukota provinsi, belum tentu mereka mengetahui kondisi riel masyarakat yang disurvei,” tandas Saleh.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang