Jakarta, Aktual.com — Momentum jelang pilkada dimanfaatkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamdiyah Haedar Nasir untuk mengajak masyarakat menjadi pemilih cerdas.

Bertempat di halaman kampus Muhamdiyah Surabaya, Haedar bersama para mahasiswa menggelar ‘cap 5 jari penolakan’ pada kain putih, yang menandakan 5 unsur yang bisa merusak pilkada. Diataranya; mengajak masyarakat untuk menolak suap, kampanye hitam, kekerasan dalam pilkada, provokasi dan apatisme politik termasuk golput.

“Dari pengalaman sebelumnya, kejadian-kejadian 5 unsur diatas sudah sering terjadi. Akibatnya, ketika pemimpin itu sudah jadi dari proses yang nakal, dia akan lupa dengan masyarakatnya. Oleh sebab itu, marilah kita menjadi pemilih yang cerdas,” kata Haedar, (12/8).

Haedar juga menyerukan agar pemilih bisa mengenal karakter calon demi melahirkan pemimpin daerah yang berjiwa kenegarawanan dan tidak mementingkan pribadi atau golongan. Sebab, selama ini yang terjadi banyak pemimpim yang sudah jadi tetapi tidak lagi menjadi milik rakyat. Melainkan, justru menjadi pemimpin yang milik partai atau golongan tertentu.

Disinggung mengenai kondisi politik di Surabaya, Haedar merespon perkembangan yang ada. Banyaknya konflik paslon untuk melawan paslon Risma-Wisnu, menurutnya justru akan menjadikan warga Surabaya menjadi dewasa untuk memilih siapa pemimpinnya kelak.

“Ketika terjadi konflik, media sangat berperan aktif melalui pemberitaan. Di sinilah masyarakat sadar dengan kondisi politik di kotanya. Masyarakat akan menjadi tahu, dan menjadi dewasa. Tapi ingat, jadilah pemilih yang cerdas dan tidak terbebani uang suap,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Ahmad H. Budiawan