Jakarta, Aktual.com – Pengamat politik Universitas Jayabaya Igor Dirgantara mengatakan Presiden Jokowi bisa juga sedikit menyinggung alasan mengapa kementerian teknis yang kerap mendapat kritik, menciptakan kegaduhan politik, serta dituduh menghina Presiden, tidak ada yang di-reshuffle.

“Apakah akan ada indikasi reshuffle kabinet jilid kedua terkait kementerian tersebut,” ujar dia.

Igor juga mempertanyakan apakah pengangkatan kader PDIP Pramono Anung untuk masuk dalam lingkaran Istana akan membuat sekat dan distorsi komunikasi antara pemerintah dengan DPR yang dikuasai Koalisi Merah Putih, maupun komunikasi dengan partai koalisi pendukung pemerintah (Koalisi Indonesia Hebat) khususnya PDIP bisa jauh lebih efektif atau tidak.

Selain itu, dalam pidato kenegaraan nanti, Presiden Jokowi perlu mengulangi penekanan komitmen pemberantasan korupsi pemerintah, serta semangat membangun poros maritim dunia yang dipandang masih jauh panggang dari api dan tentang realisasi akan janji-janji kampanye terkait nawacita dan revolusi mental.

Igor menekankan pidato kenegaraan adalah momentum tepat mengomunikasikan alasan dilakukan reshuffle kabinet kepada publik. “Karena, Presiden Jokowi bukan semata petugas partai, tetapi Presiden rakyat Indonesia, yang bisa menjawab keinginan publik dan mengembalikan kepercayaan publik kepada pemerintahannya melalui kinerja maksimal dari para pembantunya di kabinet,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: