Tampak pembangunan gedung bertingkat di Kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (13/8/2015). Dalam draf nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016, pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8-6,2 persen. Bank Indonesia punya pandangan berbeda. BI lebih pesimis dengan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan lebih rendah dari target pemerintah. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com — Anggota Komisi XI DPR RI Ahmadi Noor Supit menilai pertumbuhan ekonomi sepanjang 2015 tidak akan tumbuh mencapai 5 persen mengingat pada semester pertama saja pertumbuhan ekonomi hanya 4,7 persen.

“Saya kira tidak sampai. Di angka 4,8-4,9 persen sudah jago betul,” ujar Ahmad di Jakarta, Jumat (14/8).

Menurutnya, belanja pemerintah memang akan berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, khususnya di daerah-daerah. Namun hal tersebut tidaklah cukup apabila “trust” tidak ada.

“Pemerintah harus mati-matian meyakinkan pasar, meningkatkan ekspor agar rupiah menguat. Sehingga pengusaha juga tidak buru-buru menyatakan dirinya bangkrut,” ujar Ahmadi.

Menurut Ahmadi, saat ini sejumlah pengusaha tengah menghitung kemungkinan usahanya bangkrut apabila tidak ada harapan ekonomi membaik ke depannya.

Trust itu internal dan eksternal. Pajak juga jangan merajalela main hajar aja. Jangan bikin aturan yang membuat pengusaha kita takut ke depan,” kata Ahmadi.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka