akarta, Aktual.com – Perlakuan Austria terhadap para pencari suaka di pusat penampungan dekat Wina memalukan. Demikian disampaikan Amnesty Internasional.

Selain itu, Amnesty Internasional menuduh negara itu (Austria) mengabaikan imigran yang lapar dan tidak memiliki rumah, yang membanjiri Eropa barat.

Sebanyak dua ribu pengungsi di sebuah pusat pemrosesan suaka di Traiskirchen di selatan ibu kota selama berminggu-minggu harus bertahan dari suhu yang mencapai 40 derajat celsius dan hujan badai hanya dengan selimut di udara terbuka.

Anak-anak, yang mengungsi dari negara-negara seperti Afghanistan dan Suriah, tidak diberi perawatan psikologis, perempuan harus menggunakan tempat mandi bersama, dan seorang bayi yang mengalami gegar otak ditinggalkan di sebelah bus di tempat parkir, kata kelompok hak asasi manusia itu.

“Apa yang kami temukan benar-benar memalukan, karena hak asasi manusia telah dilanggar secara besar-besaran tanpa alasan terkait sumberdaya,” kata Heinz Patzelt, kepala Amnesty Austria kepada Reuters setelah memublikasikan laporan mengenai Traiskirchen.

Negara-negara di barat dan selatan Uni Eropa berjuang untuk mengatasi jumlah imigran yang tiba lewat darat dan laut, banyak di antaranya dari kawasan perang.

Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebut kondisi di pulau Kos, Yunani, sebagai “benar-benar memalukan” bagi sebuah negara Uni Eropa.

“Ini bukan karena Austria tidak bisa melakukannya. Austria tidak mampu mengorganisasi dirinya sendiri dengan cara yang bermartabat bagi manusia,” kata Patzelt.

Artikel ini ditulis oleh: