Jakarta, Aktual.co — Sejumlah pria bertopeng telah merobohkan beberapa patung Lenin, pemimpin Soviet, di bagian timur Ukraina, dalam satu aksi sentimen baru anti Rusia, sementara Kiev berperang melawan para pemberontak pro Moskow.
Dua patung dihancurkan di universitas-universitas di Kharkiv, kota yang dikendalikan pemerintah. Terlihat di video-video yang diunggah di YouTube, sepekan setelah parlemen Kiev menyetujui satu undang-undang yang melarang simbol-simbol Soviet di Ukraina.
Dalam video tersebut sekelompok pria mengikatkan tambang ke leher patung pertama dan menariknya hingga jatuh ke tanah. Patung itu pecah berkeping-keping. Kemudian mereka menggunakan sebuah mobil untuk menarik patung ke dua.
Rancangan Undang-Undang, yang juga melarang simbol-simbol Nazi, masih harus ditandatangani menjadi UU oleh Presiden Petro Poroshenko, tetapi warga Ukraina sudah mulai menghancurkan monumen-monumen era komunis.
Pada Jumat (17/4) kantor gubernur pro Kiev di Lugansk, kawasan di bagian timur yang terpecah dua antara pemerintah dan kelompok separatis, mengatakan satu patung Lenin lainnya telah dicoret-coret dengan cat warna kuning dan biru, warna nasional Ukraina, dan kemudian dirobohkan di desa Stanytsya Luganska.
“Staf dari pemerintahan distrik datang untuk kerja pagi dan menemukan patung Lenin dalam posisi sudah tergeletak,” kata Gubernur Gennady Moskal dalam satu pernyataan, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (18/4).
“Jelaslah pemimpin proletar dunia itu tak dapat tahan dirusak dengan diberikan warna nasional Ukraina dan jatuh.” Pihak berwenang di bagian Donetsk, kawasan lain yang dikendalikan pemerintah, juga mengatakan orang-orang tak dikenal menggunakan kabel untuk merobohkan satu patung Lenin di kota Kramatorsk pada Jumat.
Sebagai langkah balasan, para pejabat pro Rusia mendirikan kembali sebuah patung Lenin di Novoazovsk, kota yang dikuasai separatis pada Jumat, kata para pemimpin pemerontak di kawasan itu dalam satu pernyataan.
Patung itu dijatuhkan ketika pasukan pro Kiev menguasai kota tersebut tahun lalu, katanya.
Beberapa saat setelah para anggota parlemen mengesahkan UU itu sepekan lalu, satu video YouTube memperlihatkan sejumlah pria bertopeng menghancurkan tiga monumen lain berupa patung bekas pemimpin komunis.
Para pendukung UU itu mengatakan UU tersebut akan membantu Ukraina pulih dari sejarah traumatik pendudukan Nazi dalam Perang Dunia II dan dominasi Moskow sepanjang abad ke-20.
Namun Moskow menyatakan UU itu “totaliter” dan memperingatkan pihaknya akan mempromosikan “ideologi nasionalis”.
Artikel ini ditulis oleh:

















